Ini hari perdagangan vaksin Senin

New York (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street ditutup lebih tinggi dalam sesi berfluktuasi pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), saat harapan vaksin COVID-19 mengangkat sektor-sektor yang sensitif secara ekonomi seperti energi dan industri, tetapi kemunduran pada saham berkapitalisasi besar menahan kenaikan pada S&P 500 dan Nasdaq.

Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 327,79 poin atau 1,12 persen menjadi berakhir di 29.591,27 poin. Indeks S&P 500 meningkat 20,05 poin atau 0,56 persen, menjadi ditutup pada 3.577,59 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir naik 25,66 poin atau 0,22 persen menjadi 11.880,63 poin.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 menguat, dengan saham-saham siklikal seperti sektor energi melambung 7,09 persen, memimpin kenaikan. Sektor industri dan keuangan masing-masing naik lebih dari satu persen saat data menunjukkan aktivitas bisnis bulanan berkembang pada tingkat tercepat dalam lebih dari lima tahun.

Sementara itu, real estate tergelincir 0,34 persen, menjadi kelompok dengan kinerja terburuk

Saham-saham energi mendapat dorongan dari kenaikan harga minyak, yang telah meningkat karena antisipasi vaksin akan membantu pemulihan permintaan lebih cepat dari yang diperkirakan.

Bukti tingkat kemanjuran yang tinggi dalam vaksin eksperimental COVID-19 telah mengangkat S&P 500 ke rekor tertinggi bulan ini dan membawa saham blue-chips Dow hampir menembus 30.000 poin untuk pertama kalinya, menghembuskan kehidupan baru ke dalam saham-saham siklikal yang telah kalah selama resesi.

AstraZeneca Plc pada Senin (23/11/2020) menjadi pembuat obat besar terbaru yang mengatakan vaksinnya bisa efektif sekitar 90 persen, sementara regulator kesehatan AS kemungkinan akan menyetujui pada pertengahan Desember distribusi vaksin Pfizer Inc.

“Ini hari perdagangan vaksin Senin,” kata Ken Polcari, managing partner di Kace Capital Advisors di Jupiter, Florida.

"Saat mereka keluar dari saham-saham pertumbuhan ternama, ini masih terus berlanjut ke saham-saham siklikal yang lebih besar, saham-saham bernilai itulah sebabnya Anda melihat Dow berkinerja sangat baik dan Nasdaq di bawah beberapa tekanan."

Penurunan dalam teknologi dan saham-saham kelas berat terkait teknologi seperti Apple Inc dan Netflix Inc meredam keuntungan saat investor merotasi saham yang dipandang sebagai taruhan yang aman menyusul kejatuhan akibat virus corona awal tahun ini.

Indeks-indeks utama juga mendapat dorongan terlambat setelah Wall Street Journal melaporkan Presiden terpilih AS Joe Biden berencana untuk mencalonkan mantan Ketua Federal Reserve Janet Yellen untuk menjadi menteri keuangan berikutnya.

“Komoditas yang diketahui dalam situasi yang tidak pasti merupakan keuntungan potensial bagi pasar,” kata Jake Dollarhide, kepala eksekutif Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma.

“Departemen Keuangan mungkin lebih penting daripada kongres dalam mendapatkan paket stimulus berikutnya. Ini menghilangkan hambatan yang besar.”

Namun sentimen dirusak oleh penguncian baru untuk menahan lonjakan infeksi virus corona. Nevada pada Minggu (22/11) memperketat pembatasan di kasino, restoran dan bar, sambil memberlakukan kewajiban yang lebih luas untuk penutup wajah selama tiga minggu ke depan.

Harapan lebih banyak stimulus moneter berkurang setelah Menteri Keuangan Steven Mnuchin pekan lalu menarik beberapa program pinjaman darurat pandemi Fed.

Presiden Federal Reserve Bank Richmond, Thomas Barkin mengatakan pada Senin (23/11/2020) bahwa rumah tangga dapat berjuang selama beberapa bulan ke depan tanpa lebih banyak bantuan pemerintah untuk memberikan dukungan sampai vaksin tersedia secara luas.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020