Jakarta (ANTARA News) - Analis Citigroup, Johanna Chua, mengatakan mundurnya Sri Mulyani Indrawati sebagai menteri keuangan karena bakal menjabat sebagai Managing Director di Bank Dunia akan berpengaruh negatif dalam jangka pendek.
"Dengan kedibilitas Sri Mulyani untuk reformasi yang kuat, kepindahannya tampaknya dipandang negatif bagi pasar. Selain itu, hingga satu tahun ini belum ada gubernur Bank Indonesia," katanya dalam laporan analisa pasar Citi yang diterima ANTARA News, Rabu.
Kekosongan dalam dua posisi ekonomi yang paling penting itu akan meningkatkan kekhawatiran tentang kredibilitas kebijakan makro dan langkah reformasi, kata Chua.
Menurut dia, keyakinan bahwa rekam jejak untuk mengeluarkan kebijakan fiskal yang hati-hati yang selama ini diterapkan akan tetap utuh meski Sri Mulyani tak lagi menjabat sebagai menteri keuangan.
Mengenai reaksi pasar atas berita tersebut, di mengatakan, saat ini masih belum besar dengan pelemahan aset-aset milik Indonesia. Rupiah melemah 20-25 basis poin, Credit Default Swap (CDS) Indonesia meningkat 10 basis poin dan surat utang Indonesia turun 0,5 persen.
Namun, dia menambahkan dampak tersebut lebih didorong oleh pengalihan resiko global dari krisis di Uni Eropa dibandingkan dengan perkembangan politik di Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ditunjuk sebagai managing director Bank Dunia mulai 1 Juni 2010. Sri Mulyani akan menggantikan Juan Jose Daboub yang habis masa kerjanya per 30 Juni 2010.(M041/A027)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010