Jakarta (ANTARA News) - Nilai perdagangan ASEAN dan India yang hampir mencapai 50 miliar dolar AS diperkirakan akan tumbuh lebih cepat pada masa mendatang khususnya sejak perdagangan keduanya tumbuh 28 persen per tahun.

"Di antara mitra dagang utama ASEAN, perdagangan ASEAN dan India merupakan yang paling cepat," kata Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN Sundram Pusphanathan ketika berbicara dalam diskusi panel bertema "Advancing ASEAN-India Partnership" di gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Selasa.

Duta Besar India untuk Indonesia Biren Nanda dan sejumlah diplomat senior dari berbagai negara hadir dalam acara tersebut.

Pusphanathan mengatakan, Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan India telah menandatangani perjanjian di sektor perdagangan barang-barang yang mulai berlaku pada 1 Januari 2010, yang mencakup pasar sebanyak lebih 1,8 miliar jiwa dan GDP sekitar 2,73 triliun AS.

Keduanya sedang merampungkan tahap penyelesaian perjanjian di bidang jasa dan investasi, tambahnya.

Menurut dia, jika dua persetujuan tersebut berlaku, perdagangan ASEAN-India akan tumbuh lebih cepat dan melebihi nilai perdagangan keduanya saat ini.

ASEAN dan India akan merayakan 15 tahun kerja sama dan hubungan dialog produktif pada akhir tahun ini.

"Kedua pihak bersedia untuk memperkuat lebih jauh kemitraan komprehensif yang mencakup politik dan keamanan, ekonomi, sosial dan budaya dan kerja sama pembangunan khususnya dalam lingkungan global yang berubah," ujar Pusphanathan.

ASEAN beranggota 10 negara yakni Brunei Darussalam, Indonesia, Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam.

Dalam paparan para pembicara dari India yang terdiri atas Shyam Saran, Raja Mohan dan Ram Upendra Das menyinggung perubahan-perubahan yang terjadi antara lain di bidang politik, keamanan, ekonomi dan lingkungan hidup di level internasional dan regional.

Mereka memandang India dan ASEAN harus memperkuat kerja sama dan hubungan yang saling menguntungkan dengan memanfaatkan potensi masing-masing. (M016/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010