Melihat kinerja kuartal III 2020, kondisi buruk yang dihadapi BUMN sektor konstruksi diperkirakan masih akan berlanjut...

Jakarta (ANTARA) - Pengamat BUMN Toto Pranoto menilai turunnya kinerja sektor konstruksi di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari dampak pandemi COVID-19, sehingga perbaikan kinerja BUMN sektor konstruksi akan tergantung realisasi program vaksinasi pemerintah.

Toto pun memproyeksikan kinerja negatif BUMN konstruksi pada sisa tahun 2020 masih akan berlanjut.

"Melihat kinerja kuartal III 2020, kondisi buruk yang dihadapi BUMN sektor konstruksi diperkirakan masih akan berlanjut, dengan asumsi vaksin COVID baru akan siap disebarluaskan pada awal tahun 2021," kata Toto dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Baca juga: Pengamat: BUMN karya banyak berperan aktif dalam pembangunan jalan tol

Ia memperkirakan kehadiran vaksin menjadi faktor yang akan mengembalikan geliat sektor konstruksi dengan mobilitas pekerja dan bahan baku baru yang akan berdampak positif pada laporan kuartal I tahun 2021.

Untuk itu sambil menanti vaksinasi BUMN, lanjut Toto, konstruksi didorong bisa menyehatkan arus kas dengan mengontrol struktur biaya lebih ketat, terutama dampak dari beban bunga pinjaman dan utang jatuh tempo.

"Perlu upaya negosiasi ulang dengan kreditur untuk meringankan beban utang ini," ujarnya.

Baca juga: CORE: BUMN Karya ditopang kesehatan arus kas di tengah pandemi

Toto menyebut dampak pandemi tidak hanya terjadi pada induk dari perusahaan pelat merah konstruksi, melainkan juga terhadap anak usaha.

"Grup konstruksi BUMN tentu terpengaruh juga dampak COVID-19. Bukan hanya kinerja induk yang menurun, tapi juga merembet ke anak usaha yang memiliki bisnis terkait induk usaha," katanya.

Untuk itu Toto mendorong realisasi divestasi aset seperti sejumlah ruas tol yang masih dimiliki PT Waskita Karya (Persero) sehingga mampu mengurangi beban likuiditas perusahaan.

Baca juga: Core: Begitu ekonomi pulih, sektor konstruksi bangkit

BUMN-BUMN Karya diharapkan dapat mengoptimalkan penyelesaian beberapa kontrak pembangunan infrastruktur yang sudah ada, sekaligus menyiapkan proyeksi pada 2021.

"Spesifikasi proyek harus disesuaikan supaya tidak menggerus modal kerja dan kontribusi beberapa proyek internasional juga bisa ditingkatkan, misal Wijaya Karya punya proyek pembangunan gedung dan infrastruktur di Afrika," kata Toto.

Baca juga: Waskita Toll Road raih dana segar Rp550 miliar dari penerbitan RDPT

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020