Boyolali (ANTARA) - Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Bakti Agus Fadjari meninjau Tempat Penampungan Pengungsian Sementara (TPPS) untuk memastikan kesiapsiagaan sukarelawan dalam penanganan bencana erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Senin.
Pangdam dalam kunjungannya di TPPS Desa Tlogolele dan Klakah, Kecamatan Selo, Boyolali didampingi Kasrem 074 Warastratama Letkol Inf Ali Akhwan, Kapolres Boyolali AKBP Rachmad Nur Hidayat, Dandim 0724/Boyolali Letkol Inf Aris Prasetyo, dan Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Bambang Sinungharjo.
Pangdam Bakti Agus Fadjari mengaku pihaknya datang ke lokasi pengungsian di Boyolali untuk memastikan bahwa BPBD, Kodim, Polres, relawan dan seluruh perangkat desa sudah siap menghadapi segala kemungkinan terkait bencana erupsi Gunung Merapi.
Baca juga: Pangdam IV berharap masyarakat lakukan protokol kesehatan ketat
"Kami sudah melihat semua siap siaga, seperti Pemerintah Daerah, Pemerintah Kecamatan Selo, hingga desa juga sudah siap kemungkinan situasi yang ada. Namun, mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa," kata Pangdam.
Oleh karena itu, ia berterima kasih kepada semua pihak dari pemerintah daerah, kecamatan, desa, sukarelawan, dan Brimob, serta semua untuk bergotong royong bersama-sama di tengah pandemi COVID-19. "Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa, semuanya aman dan orang-orang yang rentan bisa beraktivitas dengan baik," kata Pangdam.
Pangdam akan siapkan semuanya baik dari BPBD, Polri, TNI, maupun sukarelawan jika terjadi sesuatu. Ia juga selalu koordinasi dengan BPBD apa yang diperlukan personel Kodim, Polres, Brimob dan relawan sudah turun di lokasi. Jika dibutuhkan, misalnya penempatan personel di jalur evakuasi ada dimana, sudah ditentukan titiknya oleh Kapolres dan Kodim Boyolali, sehingga semua diharapkan berjalan lancar.
Kalakhar BPBD Boyolali Bambang Sinungharjo mengatakan jumlah pengungsi di tiga desa di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali terus bertambah dan kini mencapai 723 orang. Jumlah itu, warga rentan yang berasal dari Desa Tlogolele sebanyak 277 orang, Klakah 199 orang dan Jrakah 247 orang.
Baca juga: Banyurojo berdayakan pengungsi Merapi di dapur umum
Baca juga: Jumlah pengungsi Merapi di TPPS Boyolali terus bertambah
Bambang Sinungharjo mengatakan informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan status Gunung Merapi hingga Senin ini, tetap siaga (level III), sehingga warga yang masuk rentan yakni lansia, balita, ibu hamil, anak-anak disabilitas, dan ibu menyusui tetap bertahan di TPPS desa masing-masing.
Menurut dia, untuk sarana prasarana di TPPS ketiga desa tersebut hingga sekarang kondisi baik, seperti logistik mencukupi hingga 10 hari ke depan, karena pemda sudah menyiapkan logistik khususnya beras dan lauk pauk.
"Jumlah pengungsi yang masuk rentan di tiga desa itu, sebenarnya sekitar 800-an orang, tetapi sifatnya dinamis, masih bisa bertambah lagi dan sekarang sekitar 723 orang yang ada di TPPS," katanya.
Menurut dia, di Desa Tlogolele awalnya jumlah pengungsi hanya 130 orang, kini bertambah mencapai 277 orang. Pemda akan mengikuti perkembangan masyarakat yang terdampak dan sambil mengikuti petunjuk dari BPPTKG soal status Merapi.
Kendati demikian, pihaknya mengimbau masyarakat yang rentan tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Erupsi Merapi yang belum mengungsi segera mengikuti petunjuk BPPTKG untuk turun, ke TPPS desa setempat yang lebih aman dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Baca juga: Kemensos siapkan tenda khusus antisipasi pengungsi Gunung Merapi
Baca juga: BNPB bantu Rp1 miliar untuk penanganan pengungsi Merapi di Magelang
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020