Jakarta (ANTARA News) - Dalam tiga hari paviliun Indonesia pada Pameran Dunia atau "World Expo 2010" di Shanghai, China telah dikunjungi 54.610 orang, sejak pameran tersebut dibuka untuk umum pada 1 Mei 2010.
Siaran pers Kementerian Perdagangan yang diterima ANTARA News di Jakarta, Selasa, menyebutkan pada hari pertama paviliun yang mengusung tema "Indonesia is BioDiverCity" itu telah mendapat kunjungan dari 15.380 orang. Jumlah itu meningkat pada hadi ke-2 menjadi 21.630 orang, dan pada hari ke 3 sebanyak 17.600 orang.
"Partisipasi Indonesia pada ajang terbesar ketiga di dunia --setelah Olimpiade dan Piala Dunia-- telah dinanti. Keikutsertaan Indonesia pada pameran yang menjadi perhatian seluruh bangsa dunia itu, akan semakin menempatkan Indonesia pada peta dunia," kata Ketua Tim Pengarah Pameran Dunia 2010, Menteri Perdagangan Mari E Pangestu.
Pembukaan paviliun Indonesia pada Pameran Dunia itu dibuka oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa pada 1 Mei 2010.
Mendag mengatakan paviliun tersebut merupakan salah satu hasil dari usaha "Indonesia Incorporated" yang juga melibatkan pemerintah daerah, mitra swasta, dan BUMN untuk menampilkan yang terbaik dari Indonesia. Indonesia, lanjut dia, memanfaatkan Pameran Dunia sebagai ajang pencitraan negara atau "nation branding," mengingat pameran itu ditargetkan akan dikunjungi lebih darin70 juta orang dari seluruh dunia.
"Pameran Dunia merupakan kesempatan bagi Indonesia mempromosikan diri, bahwa dalam satu dekade terakhir, Indonesia telah maju jauh ke depan dibanding negara-negara berkembang lain," kata Mendag.
Kemajuan yang dicapai, kata dia, antara lain pembangunan ekonomi yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi ketiga tertinggi setelah China dan India. Kemudian demokrasi di Indonesia yang semakin matang, yang menjadikan Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Selain itu, reformasi di segala bidang juga tengah dilakukan.
"Beberapa perkembangan itulah yang ingin kita tunjukkan ke dunia internasional melalui Pameran Dunia," kata Mendag.
Dengan tema "BioDiverseCity, lanjut dia, Indonesia ingin menunjukkan keberagaman dan kekayaan dengan kehidupan harmonis masyarakat yang hidup berdasarkan warisan kebudayaan, dan pada saat yang sama Indonesia bergerak maju dengan hidup dalam demokrasi dan modernisasi.
Hadir pada pembukaan paviliun Indonesia antara lain perwakilan dari anggota Komisi VI DPR RI, Duta Besar RI untuk Beijing, perwakilan dari pemerintah, serta mitra dari sektor swasta Indonesia. Pembukaan ditandai dengan memainkan gamelan Bali bersama, pemotongan tumpeng dan pengguntingan pita yang dilanjutkan dengan kunjungan keliling Paviliun.
Paviliun Indonesia dengan "Indonesia is BioDiverseCity" juga menceritakan hal-hal tersebut dengan kegiatan yang akan dilakukan selama enam bulan ekspo berlangsung, diantaranya bisnis forum, musik dan budaya mulai dari tradisional hingga modern serta kuliner Indonesia.
Paviliun Indonesia terbagi dalam tiga zona yaitu zona bio tentang kekayaan alam, zona keragaman tentang peralatan yang digunakan oleh komunitas tradisional dalam bercocok tanam dan kehidupan modern, serta zona kota yang memperlihatkan kearifan bangsa dan area kuliner, yaitu makanan dan minuman.
Beberapa produk dengan merek terkenal di Indonesia maupun di kawasan regional juga ditampilkan pada pameran tersebut antara lain Teh Sosro, Bir Bintang, Kacang Garuda, Kopi Kapal Api, Kopi Luwak, Krupuk dan produk perikanan merek Fina, produk makanan dari PT Mayora, Kecap ABC, dan sebagainya.
Mendag mengharapkan jumlah pengunjung paviliun Indonesia terus bertambah sehingga masyarakat dunia, termasuk China yang menjadi tuan rumah Pameran Dunia, bisa mengenal lebih dekat nusantara. Ia mengharapkan Pameran Dunia selama enam bulan itu akan membawa dampak berantai bagi pengembangan pariwisata, perdagangan dan investasi.
(Tz.R016/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010