Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) RI mengatakan saat ini pemerintah perlu melakukan regenerasi petani dari kelompok tua kepada petani milenial untuk menjamin dan meningkatkan kebutuhan pangan di Tanah Air.
"Sepuluh tahun akan datang sekitar 70 persen petani kita sudah masuk usia tidak produktif. Oleh karena itu harus ada regenerasi petani," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementan Prof Ir Dedi Nursyamsi saat diskusi virtual yang dipantau di Jakarta, Senin.
Oleh sebab itu, suka atau tidak, siap atau tidak pemerintah perlu melakukan regenerasi petani kepada kelompok usia milenial. Meskipun saat ini jumlah kelompok petani milenial belum signifikan, namun kontribusi mereka cukup besar dalam pembangunan dan penyediaan pangan.
"Kita sedang mengajak para kelompok milenial ini untuk turun ke sektor pertanian," kata dia.
Baca juga: Kementan optimistis Indonesia surplus beras hingga Desember 2020
Baca juga: Lewat Jambore, Petrokimia Gresik ajak milenial geluti pertanian
Ia menyakini jika sektor pertanian dikelola dengan baik dan benar, maka pundi-pundi rupiah akan terus mengalir dari usaha tersebut. Apalagi, jika diterapkan dengan cara-cara modern sesuai konteks kekinian.
Sementara itu, salah seorang petani milenial sekaligus Ketua Duta Petani Milenial Sandi Octa Susila mengatakan menggeluti usaha tersebut menghasilkan pendapatan yang lumayan jika dikelola dengan benar.
Ia mengaku mulai menekuni sektor pertanian tersebut sejak duduk di bangku perkuliahan tepatnya pada semester lima dan saat ini sudah berjalan selama lima tahun.
Lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) tersebut mengatakan hingga saat ini memang masih banyak orang-orang yang berpandangan sektor pertanian tidak atau kurang memiliki pendapatan yang besar. Padahal, anggapan tersebut keliru.
Sandi mengatakan sudah saatnya kelompok milenial di Tanah Air melirik sektor pertanian karena cukup menjanjikan. Bahkan, sudah ada contoh petani milenial yang mengekspor sayur-sayuran ke Eropa.
Saat ini, Sandi sudah memiliki 385 rekan kerja yang mengelola lahan seluas 49 hektare. Tidak hanya itu, ia juga menjalin kerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara VIII untuk keberlanjutan usaha yang ditekuni bersama ratusan petani lainnya.*
Baca juga: Krisis pangan, KRKP tekankan pentingnya peran perempuan tani
Baca juga: Unimma rintis sekolah untuk angkat derajat petani muda
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020