Washington (ANTARA News) - Seorang anggota parlemen terkemuka Amerika Serikat dari partai Republik Selasa menyerang kebijakan luar negeri Presiden Barack Obama dan mencela perjanjian pengurangan senjata nuklir yang bersejarah dengan Rusia maupun upaya-upaya pendekatan terhadap Iran.
Berkaitan enam bulan sebelum pemilu jangka-menengah November, anggota parlemen Eric Cantor mengimbau kepada para pemilih AS untuk mendukung Republik pada `saat penting bagi Amerika untuk memulihkan kepercayaan dengan mengejar perdamaian melalui kekuatan.`
"Itulah mengapa pihak konservatif harus menang dalam pemilu 2010. Dan manakala kita merebut kembali Kongres, kita akan menghadapi pertahanan Demokrat untuk menghentikan pendarahan dalam pertahanan Amerika," kata Cantor, orang nomor dua partai Republik di Dewan Perwakilan.
Cantor menyampaikan pernyataan yang sudah dipersiapkan itu pada para pakar konservatif yang tergabung dalam Heritage Foundation di Washington. AFP mendapatkan ringkasan pidato tersebut.
Anggota parlemen dari Virginia itu berikrar bahwa `anggota Kongres dari Republik akan mendukung kembali perjanjian penting seperti START` yang Obama tandatangani April lalu, dan kini menghadapi uji ratifikasi dalam perbedaan pendapat yang tajam di Senat AS.
Cantor memuji Obama untuk tidak segera berupaya mundur dari Irak dan Afghanistan, serta untuk `di balik layar` kemenangan terhadap Al Qaida, melalui serangan-serangan pesawat tak berawak di Afghanistan dan Pakistan.
Namun dia mengecam tajam upaya-upaya Obama untuk memoles citra AS di dunia Muslim, yang dinodai oleh pendahulunya George W. Bush dengan perang-perang di Iran dan Afghanistan, di tengah kurangnya kemajuan dalam perundingan-perundingan untuk mengakhiri konflik Arab-Israel.
Anggota dewan ini, yang merupakan satu-satunya Yahudi dari partai Republik di Kongres AS, mengatakan Obama hendaknya tidak bertengkar dengan Israel - merujuk pada sengketa pembangunan permukiman baru di Jerusalem - dan mengecam pencapaian melebihi target di Iran.
"Apa pendekatan yang kita lakukan kepada Iran?" tanya dia.
"AS menyerukan untuk dialog dengan rezim itu, hanya memperkuat posisi Teheran. Makanya tidak heran jika Iran dengan senang terus mengekspor terorisme dan menindas rakyatnya dengan tak kenal hukum."
Cantor, yang mengatakan pendekatan serupa dengan Suriah juga gagal, menyerang pidato Obama pada Juni 2009 di Kairo untuk memutar kembali hubungan Washington dengan dunia Muslim.
Dalam hal ini dia mengatakan: "Apa yang dilakukan Amerika akankah disesalkan?"
Dia juga menyerang penanganan Obama terhadap terorisme, dengan mengutip meningkatnya kepuasan di tengah `tanda-tanda peringatan` dalam serangan-serangan yang gagal terhadap penerbangan dengan tujuan AS pada Hari Natal, dan di Times Square akhir pekan lalu.
Cantor berkomplain bahwa masyarakat bersiaga tinggi setelah insiden-insiden itu selama `beberapa jam dan hari daripada biasanya` dan bahwa para pembantu Obama `cenderung untuk memberi peringatan sedangkan perhatian yang diberikan terbatas.`
"Akibatnya, Amerika beresiko tergelincir ke jenis salah pengertian keamanan seperti yang terjadi sebelum serangan pagi September," katanya, merujuk pada serangan 11 September 2001.(H-AK/B002)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010