Jakarta (ANTARA) - Setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua, Pengadilan Tokyo adalah negara yang paling banyak berpartisipasi dalam pengadilan terlama dalam sejarah manusia. Sebelas negara sekutu mengadakan pengadilan bersama terhadap penjahat perang Kelas A Jepang. Mengapa Kaisar Jepang, sebagai kepala negara, tidak duduk di bangku pesakitan dan mengapa masih ada beberapa orang di Jepang yang mencoba menyangkal persidangan Tokyo?
Baca juga: Kolaborasi Sherina bareng musisi Jepang di film "Earwig and the Witch"
Baca juga: Festival Film Jepang 2020 hadir secara virtual
Tujuh puluh tahun kemudian, persidangan tampaknya masih belum selesai. Dokumenter "Tokyo Trial" mencoba mengulas proses persidangan Tokyo tersebut.
Tim film melakukan perjalanan ke Amerika Serikat, Jerman dan Jepang, mewawancarai sarjana internasional dan para ahli, dan menyajikan sejarah yang secara bertahap dilupakan 70 tahun yang lalu dengan cara yang damai, tenang dan obyektif.
"Tokyo Trials" adalah sebuah sebuah rangkaian proses Pengadilan Militer Internasional untuk Timur Jauh yang diadakan pada tanggal 29 April 1946, untuk mengadili para pemimpin Kekaisaran Jepang yang dengan tuntutan Crimes Against Peace, Conventional War Crimes, dan Crimes Against Humanity. Dalam perjalanan proses The Tokyo Trials, banyak peristiwa yang hadir dan mengubah sejarah dunia.
SMG News merilis serial dokumenter bertajuk "The Tokyo Trials" untuk pertama kalinya secara Internasional pada Desember 2016 untuk memperingati 70 tahun peresmian International Military Tribunal of the Far East.
Film dokumenter berjumlah tiga episode ini menceritakan perjalanan The Tokyo Trials sebagai proses hukum terpanjang dalam sejarah manusia. Berlangsung lebih dari dua setengah tahun dan meninggalkan banyak data serta catatan yang menjadi preseden untuk pengadilan militer banyak negara saat ini.
Greeny Dewayanti, Director Genflix, menuturkan "The Tokyo Trials" memberi banyak pembelajaran baru tentang apa yang terjadi saat Perang Dunia II.
“Berbagai footage yang ada di The Tokyo Trials jarang sekali kita temui. Pendapat para narasumber yang dihadirkan juga memberikan kita perspektif yang lengkap tentang apa yang terjadi saat proses persidangan berlangsung. Ekslusif di Genflix, kami hadirkan untuk pecinta series di Indonesia khususnya yang tertarik pada sejarah Perang Dunia II," kata Greeny dalam siaran resmi, Minggu.
SMG News mengirim kru ke berbagai negara untuk mendapatkan rekaman video eksklusif dan wawancara dengan para cendekiawan untuk mengenang peristiwa sejarah perang dunia. "The Tokyo Trials" yang dilengkapi terjemahan Indonesia bisa jadi pilihan untuk pencinta sejarah yang ingin mengikuti seluk beluk Perang Dunia II.
Baca juga: "Eternally Younger Than Those Idiots", atasi trauma lewat persahabatan
Baca juga: "Demon Slayer The Movie" raih 44 juta dolar dalam tiga hari
Baca juga: Nana Komatsu & Ryo Yoshizawa beradu akting di film "Sakura"
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020