Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa bulan April terjadi inflasi 0,15 persen, tahun kalender (Januari-April) 1,15 persen dan YoY (year over year) 3,91 persen.

April yang diharapkan deflasi, justru terjadi inflasi--meski rendah--akibat naiknya harga komoditas-komoditas volatile seperti cabe merah, bawang putih, bawang merah, tomat, dan rokok kretek, kata Kepala BPS Rusman Heriawan di Jakarta, Senin.

Cabe merah menyumbang 0,6 persen inflasi, diikuti bawang putih 0,04 persen, tomat menyumbang 0,03 persen, bawang merah 0,02 persen, dan rokok kretek 0,02 persen.

"Kenaikan pada rokok kretek karena adanya kenaikan cukai," katanya.

Di sisi lain, ada beberapa komoditas yang harganya turun diantaranya beras deflasi 0,07 persen, ikan segar 0,05 persen, daging ayam ras 0,03 persen, cabe rawit dan minyak goreng masing-masing 0,01 persen.

Sementara itu berdasarakan kelompok pengeluaran, semua sektor mengalami inflasi. Sektor bahan makanan mengalami inflasi 0,06 persen. Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau inflasi 0,04 persen.

Perumahan, air listrik, gas, dan bahan bakar lain inflasi 0,02 persen, sandang inflasi 0,01 persen. Pendidikan, rekreasi dan olahraga flat (tetap), sedangkan sektor transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,01 persen.

Sementara komponnen inti bulan ini mengalami inflasi sebesar 0,09 persen. Pada harga barang yang diatur pemerintah (administered price) inflasi 0,23 persen. Pada kelompok barang bergejolak mengalami inflasi 0,34 persen

Di Jalan Tepat

Rusman menegaskan bahwa angka inflasi dalam empat bulan terakhir sudah berada pada jalur yagn tepat atau sesuai yang diperkirakan.

BPS menyakini angka inflasi tahun ini akan sesuai target target pemerintah yaitu 5,3 persen. Menurut dia, dengan inflasi tahun kalender (Januari-April) hanya 1,15 persen, maka inflasi selama setahun pada 2010 masih punya ruang cukup besar.

"Memnag ada beberapa tantangan seperti kebijakan kenaikan tarif dasar listrik, dan juga peningkatan biaya sekolah pada Juli nanti, tapi masih terkendali," katanya.

Ia menambahakan, berdasarakan prediksi BPS, bila TDL dinaikan 15 persen untuk semua level, diperkirakan akan menyumbang inflasi 0,36 persen. Namun, bila naiknya 10 persen maka menyumbang inflasi 0,25 persen.

"Tapi kebijakan pemerintahkan tidak menaikan semuanya, hanya diatas 900 watt, jadi saya yakin tidak akan sampai 0,25 persen," katanya.

(T.M041/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010