Tanjungpinang (ANTARA) - Pjs Wali Kota Batam Syamsul Bahrum menyatakan sejumlah investor luar negeri sudah sejak lama sangat tertarik untuk membangun jembatan Batam-Bintan (Babin) di Provinsi Kepulauan Riau.
Dari zaman Gubernur Kepri Pertama Ismeth Abdullah (2006-2010) hingga Gubernur Isdianto (sejak Juli 2020 sampai sekarang). Investor dari negara-negara, seperti Malaysia, Turki hingga China menyatakan kesiapan mereka berinvestasi untuk jembatan babin.
"Tapi keputusannya tergantung pemerintah pusat. Apakah sepenuhnya menggunakan APBN atau melalui kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU)," kata Syamsul Bahrum di Tanjungpinang, Sabtu (21/11).
Apabila dengan KPBU tentu akan dilakukan beauty contest atau seleksi mitra. Sehingga siapa yang keluar sebagai pemenang, maka akan bekerjasama dengan pemerintah membangun jembatan tersebut.
Asisten II Pemprov Kepri itu pun berharap ada penekanan dari Pjs Gubernur Kepri Bahtiar Baharuddin ke pemerintah pusat terkait skema pembangunan proyek prioritas nasional tersebut.
"Nanti, saat kembali ke Kemendagri usai menjabat Pjs Gubernur Kepri. Kami berharap kepada gubernur, ada penekanan khusus ke pemerintah pusat terutama Menteri PUPR," ujar dia.
Lanjut Syamsul, rencana proyek jembatan babin yang digaungkan Presiden Jokowi saat kampanye Pilpres bulan April 2019 akan segera terwujud.
Proyek yang dicanangkan menelan biaya sekitar Rp8 triliun ini rencananya mulai dikerjakan pada awal 2021.
Dalam waktu dekat, akan dilakukan pemancangan titik-titik pembangunan jembatan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
"Mudah-mudahan mimpi kita menghubungkan Pulau Batam dan Pulau Bintan segera terwujud. Sehingga ekonomi Kepulauan Riau secara umum dapat meningkat," demikian Syamsul Bahrum.
Pewarta: Ogen
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020