Demand di sektor otomotif berkaitan dengan kelancaran, kecepatan, hingga keamanan dari barang yang akan diekspor dan impor bahan baku, sehingga pengelolaan pelabuhan jadi nilai utama penunjang produktivitas.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier menyebutkan jasa pelayanan yang berada dalam ekosistem pelabuhan menjadi faktor produktivitas otomotif.
“Demand di sektor otomotif berkaitan dengan kelancaran, kecepatan, hingga keamanan dari barang yang akan diekspor dan impor bahan baku, sehingga pengelolaan pelabuhan jadi nilai utama penunjang produktivitas,” kata Taufiek melalui keterangan resmi di Jakarta, Sabtu
Taufiek meyakini optimalisasi pelabuhan, salah satunya yakni Pelabuhan Patimban dapat meningkatkan produktivitas industri otomotif nasional.
Baca juga: Kemenperin: Pelabuhan Patimban berperan dongkrak daya saing otomotif
Kelancaran arus perputaran dalam ekosistem pelabuhan akan menjadi bagian penting untuk memenuhi segala kebutuhan serta percepatan kegiatan di pabrik.
Taufik berharap penguatan kegiatan Pelabuhan Patimban dapat dilakukan melalui aplikasi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) pada setiap tahap aktivitas, mulai dari pengangkutan produk, pengiriman, custom clearance, hingga pre-inspection bisa terekam dengan teknologi canggih. Hal ini akan menekan waktu tunda atau delay yang tidak perlu di wilayah pelabuhan.
Selain itu, pengelola pelabuhan Patimban dapat menyiapkan tenaga terampil untuk mengurusi beragam kebutuhan dan pelayanan khusus bagi mobil yang akan dikirim ke negara lain.
“Artinya, pelabuhan menangkap semua kebutuhan yang ada di sektor otomotif secara optimal,” ungkapnya.
Baca juga: Menhub: Pelabuhan Patimban hidupkan perekonomian masyarakat sekitar
Taufiek menambahkan, disahkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan kehadiran Pelabuhan Patimban nantinya diyakini mampu mengerek investasi ke Indonesia. Salah satu hal yang dapat dimanfaatkan adalah adanya kelancaran arus barang dari mancanegara.
“Ini akan selaras dan memaksimalkan fungsi ekonomi yang ada. Sekali lagi, pengelola pelabuhan perlu betul-betul mengerti permintaan di sektor industri secara garis besar,” imbuhnya.
Taufiek menyampaikan, terdapat enam perusahaan yang menyatakan akan mulai menggunakan Pelabuhan Patimban untuk kegiatan bisnisnya.
“Saat ini sudah enam perusahaan yang memastikan akan langsung menggunakan pelabuhan seusai diresmikan nanti,” ujarnya.
Baca juga: Kementerian PUPR: Jalan Akses Pelabuhan Patimban siap dioperasikan
Terdapat sekitar 600.000 unit mobil yang bakal diekspor melalui Pelabuhan Patimban hingga tahun 2025. Proyeksi total nilai ekspornya sebesar Rp110 triliun yang bisa dikapalkan melalui Pelabuhan Patimban.
Oleh karena itu, Taufiek menilai Pelabuhan Patimban harus mendukung sektor otomotif dengan mengedepankan konsep kecerdasan buatan. Sehingga, perlu persiapan matang sebelum pelabuhan ini benar-benar beroperasi.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020