Bogor (ANTARA News) - Dai kondang KH Zaenudin MZ dalam sebuah "tabligh akbar" di Bogor, Jawa Barat, Minggu mengingatkan kepada rakyat Indonesia dalam mengikuti proses demokrasi memilih pemimpin hendaknya jangan tertipu oleh sekadar penampilan saja.
"Rakyat harus menjadi pemilih yang cerdas, dan pemilih yang pintar. Jadi, untuk memilih pemimpin jangan tertipu oleh penampilan saja," katanya dalam "tabligh akbar "Damai Indonesia" di Masjid Agung Pasar Anyar, Kota Bogor.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyitir pepatah bahwa emas pasti warnanya kuning, tapi warna kuning belum pasti emas. Karena itu, tetap berhati-hati, dan jangan terbuai janji-janji, serta jangan tertipu oleh penampilan saja," katanya menegaskan.
Zainuddin MZ mengupas masalah kepemimpinan itu ketika menjawab pertanyaan salah satu jamaah yang bertanya mengenai calon pejabat publik, di mana sering hanya karena melihat kepopulerannya.
Ia mengatakan, dengan segala hormat dirinya menghargai hak demokrasi setiap warga negara, dan juga menghargai hak seseorang untuk dicalonkan dan mencalonkan.
"Tapi, dengan segala hormat pula saya ingin mengingatkan bahwa lebih baik urusan diserahkan kepada ahlinya," kata ulama yang dijuluki "dai sejuta umat" itu.
Menurut dia, terlalu rentan mengorbankan rakyat satu kota, kabupaten dan provinsi hanya untuk urusan popularitas dan uang.
Ia kemudian merujuk pada Rasulullah Muhammad SAW yang mengisyaratkan bahwa seorang imam itu harus yang alim, artinya, harus mengetahui ilmunya. Begitu pula pemimpin yang dipilih harus dilihat latar belakang pendidikannya, dan dilihat kredibilitasnya yang sudah teruji, sehingga bukan hanya sekadar popularitas belaka.
Disampaikannya bahwa ia menerima seorang Rano Karno menjadi Wakil Bupati Tangerang, demikian pula Dede Yusuf menjadi Wakil Gubernur Jawa Barat, karena latar belangkang mereka memang menunjang, dan secara moral juga tidak tercela.
Ceramah KH Zaenudin MZ yang dihadiri Wali Kota Bogor Diani Budiarto itu diikuti ribuan jamaah Masjid Agung Pasar Anyar Bogor yang mengikuti dengan khidmat isi "tausiyah" yang disampaikan.
(A035/J006/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010