Bandarlampung (ANTARA News) - Peserta aksi di Lampung memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Minggu, meminta pemerintah membubarkan ujian nasional (UN).
Aksi di Tugu Adipura, Bandarlampung, diikuti oleh tiga elemen yakni Serikat Mahasiswa Indonesia, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, dan Ikatan Pelajar Islam Indonesia.
Ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ahmad Fatoni mengatakan pemerintah melalui Mendiknas harus lebih serius membangun pendidikan di Indonesia, menolak secara tegas pendidikan yang menjadi komersil, dan meminta penghentian ujian nasional.
Ia mencontohkan, akibat terbelenggu pendidikan, ada siswa yang tidak lulus ujian akhirnya bunuh diri, dan ini harus segera disikapi oleh pemerintah.
Mereka juga menuntut pemerintah memberikan pendidikan gratis, jaminan kebebasan berekspresi, berpendapat dan berorganisasi kepada mahasiswa di kampus.
Koordinator aksi dari Serikat Mahasiswa Indonesia, Ari K, mengatakan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia kian memburuk, dan lebih mengarah pada komersialisasi.
Aksi pelajar dan mahasiswa tersebut meski dilakukan di perempatan jalan utama di Bandarlampung, tidak menimbulkan kemacetan karena waktu libur.
Sebelum mengakhiri aksinya, massa membakar keranda sebagai wujud matinya dunia pendidikan di tanah air.
"Saya setuju dengan aksi mereka. Sebab, biaya pendidikan sekarang sangat mahal. Walau sekolah negeri. Sebab, harga buku, belum lagi keperluan untuk biaya tambahan di luar. Sebab, kalau mengandalkan di sekolah, bisa tertinggal," ujar Ny Hartiwi, warga Tanjungkarang Pusat, Bandarlampung.
(T013/J006/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010