Washington (ANTARA) - Gubernur Wisconsin mengeluarkan perintah kesehatan darurat pada Jumat yang mewajibkan penggunaan masker wajah di dalam ruangan kecuali di rumah.
Perintah ini merupakan langkah yang bertujuan memperlambat lonjakan infeksi virus corona yang mendorong rumah sakit-rumah sakit mencapai betas-batas kapasitas mereka.
Keharusan menutup wajah itu menjadi tanda terbaru dalam kesimpangsiuran soal pembatasan baru oleh pejabat negara bagian dan lokal di seluruh negeri untuk menahan kasus COVID-19 yang melonjak pada awal musim dingin.
Pakar kesehatan masyarakat mengatakan kerumunan sosial dan kumpul-kumpul dalam ruangan yang lebih besar saat cuaca menjadi lebih dingin menjelang musim liburan memicu penularan yang meningkat, mengancam membanjiri sistem perawatan kesehatan yang sudah lelah.
"Rumah sakit Wisconsin kewalahan dan menghadapi kekurangan staf," Gubernur Wisconsin Tony Evers, dari Partai Demokrat, mengatakan dalam siaran pers. Negara bagiannya adalah salah satu dari beberapa di Upper Midwest yang mencatat beberapa tingkat tertinggi hasil positif tes COVID-19.
Perintah itu, yang berlaku efektif 60 hari, mengharuskan setiap orang memakai masker di dalam ruangan kapan pun ada selain anggota rumah tangga yang hadir. Anak-anak di bawah usia 5 tahun dikecualikan, juga individu yang sulit bernapas.
Gubernur itu mengumumkan deklarasi jam darurat di hadapan salah satu pejabat kesehatan masyarakat terkemuka negara itu, Dr. Deborah Birx, anggota satuan tugas virus korona Gedung Putih. Gubernur mengimbau warga Amerika untuk menghindari perjalanan yang tidak perlu dan membatasi pertemuan sosial selama liburan Thanksgiving pekan depan.
Birx mengatakan lebih dari separuh Amerika Serikat telah ditetapkan sebagai "zona merah" COVID-19, tempat virus merajalela, dan mendesak orang Amerika untuk hanya memasukkan keluarga dekat dalam perayaan Thanksgiving Kamis depan.
"Ini lebih cepat, ini lebih luas dan yang mengkhawatirkan saya - ini bisa lebih lama," kata Birx kepada CNN. "Saya pikir ini urusan kita semua saat ini untuk memastikan ini tidak lebih lama."
Korban tewas sehari pada Kamis melampaui 2.000 untuk pertama kalinya sejak akhir Juni, menurut hitungan Reuters tentang data kesehatan masyarakat. Rata-rata tujuh hari yang bergulir kasus COVID-19 baru setiap hari mencapai lebih dari 165.000 pada hari Kamis.
Jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 telah melonjak hampir 50 persen dalam dua minggu terakhir, dengan lebih dari 80.000 orang dirawat karena penyakit itu di rumah sakit pada Kamis malam. Ini angka terbesar selama pandemi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Angka infeksi COVID AS jauh lebih tinggi daripada data resmi
Baca juga: Total kasus infeksi virus corona India lewati 9 juta
Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020