"Sedikitnya ada enam makam warga yang rusak akibat gerusan air yang dikeluarkan oleh semburan lumpur tersebut," kata Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), Achmad Zulkarnaen, Minggu.
Ia mengemukakan, saat ini semburan liar yang mengandung gas mudah terbakar terus bermunculan di kawasan luar peta terdampak seperti di Desa Jatirejo.
"Semburan gas liar yang muncul di Desa Jatirejo itu berjarak sekitar 500 meter dari pusat semburan utama," katanya.
Menurut dia, lokasi semburan gas liar yang disertai dengan material lumpur dan air ini muncul dari dalam sebuah sungai di desa setempat.
Lokasi semburan yang berdekatan dengan areal pemakaman warga, menyebabkan bagian pinggir makam menjadi tergerus.
Ia juga menjelaskan, ada sebagian kain kafan dan juga tulang jenazah warga yang ikut terkena gerusan itu.
"Semburan gas liar di dekat areal makam ini sebenarnya semburan lama. Semburan gas ini sempat mati namun kemudian aktif kembali. Akibat kuatnya semburan, menyebabkan tanah makam tergerus," katanya.
Guna mengantisipasi agar kerusakan makam tidak semakin parah, saat ini BPLS memasang tumpukan karung berisi pasir dan batu di pinggir bagian makam yang tergerus.
"Kami juga akan terus memantau kondisi semburan dan juga kondisi tanah yang ada," kata Zulkarnaen.
(T.M038/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010