Jakarta (ANTARA) - Aleix Espargaro mengungkapkan bahwa defisit akselerasi motor Aprilia cocok dengan karakteristik Sirkuit Algarve di Portimao dan membawa sang pebalap Spanyol finis di peringkat tiga besar setelah dua sesi latihan bebas Grand Prix Portugal, Jumat.
Di atas motor Aprilia RS-GP, Espargaro terpaut 0,228 detik dari waktu terbaik satu menit 39,417 detik yang diciptakan Johann Zarco dari tim Esponsorama Racing dengan motor Ducatinya.
Sedangkan Maverick Vinales dari tim pabrikan Yamaha 0,1 detik lebih cepat di peringkat kedua.
Baca juga: MotoGP Portugal: Zarco tercepat di FP2
Baca juga: Rossi bersiap untuk perpisahan emosional di balapan pemungkas MotoGP
MotoGP menyambangi Portimao untuk pertama kalinya sejak GP Portugal terakhir digelar di Estoril pada 2012.
"Sirkuit ini benar-benar berbeda dari sirkuit manapun di dunia," kata Espargaro seperti dilansir laman resmi MotoGP.
"Ini sedikit mengingatkan saya ketika pertama kali pada usia 15 tahun di Mugello, tanjakan dan turunan ini serta tikungan konsekutifnya.
"Ini adalah trek yang sulit. Biasanya di sirkuit baru, kalian melaju tiga atau empat putaran itu cukup untuk memahami sepenuhnya, tapi di sini itu tidak mungkin.
"Kalian perlu dua jam untuk memahami titik pengereman, akselerasi, banyak tikungan buta. Ini fantastis, sangat menyenangkan melaju di tiap putaran. Saya senang berada di sini.
Lorenzo Savadori, yang menggantikan Bradley Smith, juga sempat mencatatkan waktu tercepat keempat di sesi latihan pertama yang membuktikan Aprilia cukup kompetitif di hari pertama.
Baca juga: Menuju GP Portugal, akankah Suzuki sapu bersih tiga mahkota MotoGP?
Baca juga: Fakta menarik Joan Mir, juara dunia MotoGP 2020
"Tahun ini kami menemui kesulitan dalam akselerasi. Di setiap akselerasi saya kehilangan beberapa torsi di bagian bawah mesin. Di Portimao kalian tidak bisa tancap gas karena motor akan wheelie, kemudian ada tanjakan dan turunan, tikungan ke kiri dan ke kanan," Espargaro menambahkan.
"Jadi kurang lebih hanya delapan persen dari setiap putaran kalian melaju dengan kecepatan penuh. Itulah kenapa kami tidak begitu kewalahan dengan mesin dan saya bisa katakan sasis RS-GP 20 sangat baik digunakan untuk membelok, titik terkuat dari motor ini.
"Dan saya rasa Portimao membutuhkan motor yang baik dalam menikung dan Aprilia untuk saat ini kompetitif di sini," pungkas Espargaro.
Pebalap tim Suzuki Ecstar Joan Mir telah mengunci gelar juara dunia 2020 pekan lalu di Valencia.
Namun demikian, enam pebalap lainnya secara matematis masih memiliki peluang memperebutkan peringkat kedua di klasemen yang saat ini ditempati oleh Morbidelli.
Suzuki dan Ducati memiliki poin yang sama di puncak klasemen konstruktor, dengan Yamaha di peringkat tiga terpaut 13 poin, untuk perebutan titel konstruktor.
Jika Suzuki merebut gelar itu maka akan menjadi yang pertama bagi pabrikan Hamamatsu itu sejak 1982 sedangkan Ducati terakhir kali menjadi juara konstruktor pada 2007 dan Yamaha pada 2015.
Baca juga: Crutchlow gantikan Lorenzo sebagai test rider Yamaha mulai 2021
Baca juga: Gandeng Gresini Racing, Indonesian Racing hadir di empat kelas MotoGP
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020