Kairo (ANTARA News) - Liga Arab, Sabtu, menegaskan dukungannya pada pemulihan perundingan damai tidak langsung Palestina-Israel.Dukungan Liga Arab itu disampaikan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama memberikan jaminan kepada Presiden Palestina Mahmud Abbas.
Namun, menurut laporan yang dikutip AFP, dukungan itu diberikan Liga Arab di tengah kurangnya pendirian Israel dalam menciptakan perdamaian dengan Palestina.
Liga Arab juga menegaskan dukungannya pada apa yang telah disepakati pada 2 Maret 2010 sehubungan dengan waktu perundingan damai tidak langsung Palestina-Israel itu.
Pada KTT Liga Arab di Sirte Libya Maret lalu, Sekjen Liga Arab Amr Moussa sempat mengingatkan negara-negara Arab agar bersiap menghadapi kemungkinan kegagalan total proses perdamaian Palestina-Israel.
"Kita harus mempelajari kemungkinan proses perdamaian gagal total. Kini saatnya kita menghadapi Israel. Kita harus punya rencana alternatif karena situasinya sudah mencapai titik balik," katanya.
Amr Moussa mengatakan, proses perundingan perdamaian Palestina-Israel telah "memasuki era baru" dan "mungkin tahap terakhir".
"Kita harus menerima upaya-upaya para mediator. Kita menerima proses perdamaian akhir yang terbuka. Namun itu semua menghabiskan waktu saja dan kita tidak mencapai apa-apa," katanya.
Sebaliknya, kondisi demikian justru membantu Israel menerapkan kebijakannya selama dua tahun, kata Sekjen Liga Arab itu.
Proses perundingan perdamaian Palestina-Israel itu mengalami kemunduran setelah Tel Aviv mengumumkan rencana pembangunan 1.600 rumah baru bagi warga Yahudi di atas tanah rakyat Palestina di Yerusalem timur.
Rencana itu ditentang keras Palestina dan AS selaku mediator proses perundingan tidak langsung kedua pihak.
Proses perundingan perdamaian Israel-Palestina macet sejak Desember 2008. Amerika Serikat (AS) berupaya mengembalikan kedua pihak ke meja perundingan sejak Prasiden Barack Obama berkuasa.
Palestina mundur dari kesepakatannya untuk memulai perundingan tidak langsungnya dengan Israel yang digagas AS dua pekan lalu setelah Tel Aviv mengumumkan rencana pembangunan 1.600 rumah baru itu.
AS berupaya menekan Israel namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tak bersedia membekukan pembangunan perumahan baru tersebut.
Sebaliknya Netanyahu mengatakan desakan Washington agar Tel Aviv membekukan pembangunan perumahan baru dapat menghalangi proses perundingan perdamaian Israel-Palestina selama setahun.(R013/S008)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010