Shanghai (ANTARA News) - Pemerintah akan menerapkan sistem perdagangan internasional yang lebih ketat terutama dengan China agar dapat menciptakan perdagangan yang lebih seimbang.
"Indonesia jangan hanya dijadikan pasar penjualan terhadap produk asing, karena itu akan kita jaga lebih ketat dengan menerapkan standar nasional lebih ketat," kata Menko Perekonomian, Hatta Rajasa kepada wartawan di sela Shanghai World Expo 2010 di Shanghai China, Sabtu.
Hatta didampingi Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dan Duta Besar Indonesia untuk China, Imron Cotan menegaskan, semua barang yang masuk, apakah itu dari China dan negara lain akan diperhatikan asal barang itu dengan keharusan melampiran surat keterangan asal (SKA).
Dengan begitu, lanjutnya, jika ada barang yang tanpa dokumen SKA maka termasuk barang ilegal, sehingga Direktorat Jenderal Bea dan Cukai akan bertindak menyelesaikan masalah itu.
Penerapan sistem perdagangan dengan memperhatikan surat keterangan asal barang itu juga merupakan salah satu alat untuk menciptakan keseimbangan volume perdagangan.
"Perdagangan Indonesia dengan China jangan sampai jomplang, impor Indonesia dari China tinggi, sementara ekspor Indonesia ke negara itu rendah. Kita tak ingin hal itu terjadi karena itu harus ada sistem yang dapat menyeimbangkan perdagangan," katanya.
Pada kesempatan itu Menko Perekonomian juga mengingatkan, telah terjadi pergeseran pangsa pasar dalam perdagangan dari satu kawasan ke kawasan lain. Sekitar 31 persen volume perdagangan sudah beralih ke kawasan Asia di mana Indonesia merupakan salah satu negara terpenting dalam arus perdagangan barang itu.
Sementara itu Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu menambahkan, Indonesia akan tetap menjaga produk lokal dan tenaga kerja Indonesia terlindungi dalam sistem Asian China Free Trade Agrement (ACFTA).
"Semua produk yang akan dijual ke Indonesia, harus diproses di Indonesia. Dengan begitu, produk itu akan memenuhi standar lokal dan dapat menyerap tenaga kerja secara luas," katanya.
Mari mencontohkan, terhadap barang modal seperti mesin dan alat berat, harus diproses di Indonesia, sementara untuk pengolahan minyak sawit (CPO), pengolahannya akan ditingkatkan, sehingga ekspornya sudah merupakan produk jadi.
Sementara untuk perdagangan sepatu, kata Marie, Indonesia akan mengekspor produk yang bermerk (branded) dan mengimpor yang low end (menengah ke bawah), sehingga akan mendapatkan nilai tambah yang lebih tinggi.
Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan visi keikutsertaan Indonesia dalam Pameran Dunia Shanghai 2010 yang digelar 5 tahun sekali dan akan berlangsung selama enam bulan itu.
Pemerintah hanya memfokuskan pada pengenalan budaya utamanya kekayaan alam dan warisan budaya masa lalu, sehingga dalam pengaturan etalase dan mengisi stand, lebih banyak menyajikan masalah budaya dan keindahan alam.
ANTARA menyaksikan di Paviliun Indonesia terlihat gambar Candi Borobudur, wayang kulit, gamelan, dan hutan di kawasan Kalimantan. Indonesia tidak menampilkan stand Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan swasta dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia.
(T.Y005/A039/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010
apa ya memang punya itu saja?