Klaten (ANTARA) - Jumlah pengungsi bencana erupsi Gunung Merapi yang ada di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah sejauh ini masih di bawah 50 persen dari total cacah jiwa dari desa terdampak.
"Kalau secara total jumlah warga dari 10 dusun, 3 desa yang terdampak ada sebanyak 1.026 orang," kata Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Klaten Sujarwanto Dwiatmoko di Klaten, Kamis.
Ia mengatakan dari total tersebut, sejauh ini yang sudah mengungsi sebanyak 360 orang. Sebagai tahap awal, evakuasi diprioritaskan untuk kelompok rentan, di antaranya lansia, ibu hamil, dan balita.
Baca juga: BPPTKG: Magma masih bergerak menuju permukaan Gunung Merapi
"Secara umum kami siap untuk mengungsikan, sekaligus memastikan operasional stok pangan pengungsi, kebutuhan kesehatan pengungsi, dan penanganan di masa darurat," katanya.
Sedangkan mengenai warga yang hingga saat ini belum bersedia untuk dievakuasi, pihaknya terus berupaya mengedukasi dengan menjelaskan risiko kepada para warga.
Terkait hal tersebut, Kepala Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten Sukono mengatakan di desa tersebut terdapat 278 jiwa yang sudah mengungsi. Jumlah tersebut sudah lebih dari 50 persen total warga yang ada di desa tersebut.
Baca juga: Gelombang seismik aktivitas Gunung Merapi mulai dinamis
"Yang masih di atas itu kelompok produktif, mereka kan harus memikirkan asetnya juga, termasuk rumah dan hewan ternak. Meski demikian, secara umum kesadaran masyarakat sudah cukup tinggi. Mereka akan turun jika situasi sudah berbahaya," katanya.
Selain memastikan kondisi rumah, dikatakannya, pengungsi masih sering pulang karena sekaligus mencarikan rumput bagi ternaknya. Ia mengatakan sejauh ini ada 128 ekor sapi yang ikut dievakuasi oleh pemiliknya.
"Kebutuhan rumput dari ternak ini sebetulnya sudah ada bantuan dari Dinas Pertanian dan perusahaan swasta, tetapi kan satu ekor sapi butuh satu ikat rumput. Jadi memang harus tetap dicarikan," katanya.***3***
Baca juga: BPBD Jateng siapkan rencana kontingensi terkait pengungsian Merapi
Baca juga: Kepala BNPB: Upaya pencegahan bencana letusan Merapi harus lebih awal
Baca juga: Suara guguran terdengar tiga kali dari Gunung Merapi
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020