Bandung (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menambah titik sensor seismograf di Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, guna meningkatkan kecepatan dan akurasi informasi peringatan dini gempa lokal akibat sesar aktif.
Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhamad Sadly mengatakan dengan tambahan sensor seismograf yang baru di Subang itu, sejauh ini sudah 31 sensor seismograf yang tersebar di Jawa Barat.
“Keberadaan sensor seismograf di Jawa Barat sangat penting karena wilayah Jawa Barat merupakan salah satu wilayah yang sangat aktif gempa bumi di Indonesia," kata Sadly di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis.
Baca juga: Sesar Ciremai penyebab gempa Kuningan merupakan sesar aktif
Baca juga: Pulau Sumatera berpotensi hadapi ancaman gempa dari banyak sumber
Maka dari itu, penambahan sensor seismograf itu merupakan awal dari inovasi operasional monitoring sesar aktif untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi informasi peringatan dini gempa. Sehingga jaringan sensor peringatan gempa di Indonesia semakin rapat.
"Ke depan, kami akan terus berusaha menambah sensor yang akan tersebar di seluruh wilayah Indonesia, sehingga dengan semakin rapatnya jaringan sensor seismograf akan dapat meningkatkan akurasi dan ketepatan parameter gempa bumi," kata Sadly.
Meski BMKG terus berupaya meningkatkan deteksi gempa, ia juga meminta masyarakat tetap harus meningkatkan upaya mitigasi lainnya seperti membangun bangunan tahan gempa oleh pemerintah daerah.
Kemudian masyarakat juga perlu memahami cara selamat saat menghadapi gempa, berlatih melakukan evakuasi saat gempa bumi, dan membuat masyarakat makin sadar bencana dan tangguh terhadap bencana gempa bumi.
Dia juga menekankan agar masyarakat jangan mudah terpengaruh informasi berita bohong berupa ramalan-ramalan akan terjadinya gempa yang sering disebarluaskan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
Baca juga: Pekan kedua November di Sumut- Aceh terjadi 26 kali gempa
Baca juga: BMKG berikan bantuan alat deteksi dini tsunami untuk BPBD Pekalongan
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020