"Penyaluran KUR sampai Maret 2010 belum menggembirakan," kata Menteri Negara Koperasi dan UKM, Sjarifuddin Hasan, di Jakarta, Jumat, dalam acara Orientasi Program Kementerian Koperasi dan UKM bagi Wartawan dan Stakeholder.
Penyaluran yang melambat tersebut, kata Menteri, menjadi bahan evaluasi tersendiri bagi seluruh pemangku kepentingan. "Tentu ini menjadi bahan evaluasi, tetapi kita tahu selama Januari 2010 ini dunia usaha masih relatif stagnan," katanya.
Stagnasi itu, menurut dia, disebabkan salah satunya karena pembahasan kebijakan menyangkut KUR belum juga final dan baru rampung pada 1 Februari 2010.
Dan meski telah ditetapkan pada 1 Februari 2010 tetapi kebijakan baru efektif untuk diimplementasikan pada pertengahan bulan tersebut.
"Dalam 1,5 bulan penyaluran Rp1,4 triliun, ini juga belum maksimal, karena dalam 1,5 bulan seharusnya sudah mencapai Rp2,5 triliun," katanya.
Ia menilai, kondisi itu disebabkan pada kuartal 1 tahun ini dunia usaha memang masih bergerak relatif lamban.
Menteri berharap pada kuartal II nanti, penyaluran dapat ditingkatkan secara terakumulasi sehingga target penyaluran tahun ini sebanyak Rp20 triliun dapat terealisasi.
Perkembangan KUR mulai melambat sejak 2009 sebagai akibat dari dampak krisis keuangan global.
Selain itu juga disebabkan kesulitan bank dalam mendapatkan debitur baru akibat ketatnya ketentuan debitur baru. Perlambatan juga terjadi karena kehati-hatian bank dalam menyalurkan KUR karena kenaikan NPL, serta masih terdapat beda persepsi KUR bagi KUKM dan aparat terutama tentang ketentuan agunan tambahan.
Perlambatan penyaluran KUR juga akibat tidak semua kantor pelayanan bank di daerah dapat melayani KUR.
Deput Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Menteri Koperasi dan UKM, Choirul Djamhari, mengatakan, lambannya penyaluran KUR disebabkan karena adanya kontraksi kegiata usaha yang tiap-tiap daerah berbeda.
(H016/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010