New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah melonjak pada Kamis, sejalan dengan meningkatnya pasar ekuitas dan melemahnya dolar, karena pasar energi didorong oleh melonggarnya krisis utang Yunani, kata para pedagang.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juni, naik 1,95 dolar menjadi 85,17 dolar per barel.

Minyak mentah Brent North Sea, London, untuk pengiriman Juni naik 74 sen menjadi 86,90 dolar per barel.

Analis VTB Capital Andrey Kryuchenkov mengatakan, harga minyak meningkat karena "euro rebound dan penghindaran risiko mereda ketika pengambil kebijakan berupaya meyakinkan pasar atas masalah keuangan Yunani".

Pasar saham AS dan Eropa menguat pada Kamis, dibantu oleh kenaikan hasil perusahaan dan oleh euro yang mengangkat diri dari posisi terendah baru-baru ini karena Jerman tampaknya menenangkan oposisi untuk bailout (talangan) Yunani.

Dow naik 122 poin, sementara ekuitas Yunani meroket 7,14 persen lebih tinggi setelah para pejabat mengatakan bahwa pembicaraan tentang pinjaman bailout besar Uni Eropa-IMF hampir lengkap dengan Athena diminta untuk mengambil tindakan baru yang keras.

Sementara itu mata uang tunggal Eropa maju ke 1,3231 dolar, satu hari setelah mencapai 1,3115 dolar -- yang merupakan tingkat terendah sejak akhir April 2009.

Mata uang AS melemah membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi para pembeli yang menggunakan unit kuat, seperti euro, dan karena itu ini cenderung untuk mengangkat permintaan dan harga.

Minyak naik pada Rabu di akhir reli, satu hari setelah diguncang krisis keuangan Yunani dan penguatan dolar.

Pasar telah memperoleh kembali kerugiannya setelah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Federal Reserve AS mempertahankan tingkat suku bunganya pada level sangat rendah, lebih lanjut menstimulasi perekonomian, yang merupakan konsumen utama minyak.

Harga juga mendapat dukungan setelah Departemen Energi AS (DoE) mengatakan cadangan minyak mentah AS meningkat 1,9 juta barel dalam pekan yang berakhir 23 April, jauh di atas ekspektasi pasar untuk kenaikan sekitar 800.000 barel.

Selain dari Yunani dan keputusan suku bunga AS, para pedagang juga mengikuti sebuah kebocoran minyak besar di Teluk Meksiko, demikian laporan AFP.

(Uu.SYS/A026/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010