Menurut informasi yang dihimpun ANTARA Jumat, akar permasalahan sebenarnya perselisihan antar buruh itu adalah adanya dualisme kepemimpinan SPSI Cabang Rokan Hilir, antara kelompok yang dipimpin Fuad (49) dan kelompok Iwan (44).
"Bentrokan itu terjadi bermula ketika anggota kelompok SPSI Iwan memasang plang (papan nama, red) SPSI di persimpangan Pirlokal Jalan Sudirman, Kecamatan Bagan Batu," ujar Bambang, warga setempat yang dihubungi dari Pekanbaru.
Padahal, lanjutnya, di lokasi yang sama telah berdiri papan nama SPSI kelompok Fuad.
Mengetahui ada pemasangan papan nama baru itu menunai protes dari anggota kelompok SPSI Fuad yang kemudian melakukan aksi penahanan dan menghentikan mobil barang yang datang dari arah Medan, Sumatera Utara menuju Bagan Batu.
Tidak senang dengan tindakan yang dilakukan anggota SPSI Fuad, kelompok Iwan melawan hingga terjadi bentrok berdarah karena masing-masing kelompok menggunakan berbagai jenis senjata tajam.
Dari kelompok SPSI Fuad sekitar 100 orang massa dipimpin D Sinaga (45), warga Jalan Sudirman, Bagan Batu, sedangkan kelompok SPSI Iwan dengan massa 50 orang dipimpin Patiah Tobing (40), warga Simpang Reset, Bagan Batu.
Akibat bentrokan itu Joni Tampubolon (32), warga Jalan Lancang Kuning, Bagan Batu, tewas di lokasi kejadian akibat luka bacok pada bagian kepala dan leher. Kemudian dua orang lainnya mengalami luka serius dan sampai sekarang masih kritis.
Mereka adalah John Robert Simatupang (38), warga Jalan Sukatani yang mengalami luka tusuk dan bacok pada di bagian leher serta kepala, dan Pantun Siagian (35), warga Jalan Perjuangan yang mengalami luka bacok di bagian kepala. Keduanya hingga kini masih dirawat di Puskesmas Bagan Batu.
Pihak kepolisian setempat masih mendalami kasus bentrokan akibat dualime kepemimpinan SPSI di Rokan Hilir itu dan sampai sekarang di lokasi kejadian terlihat aparat gabungan dari komando daerah militer (koramil) kepolisian setempat masih berjaga-jaga.
(ANT/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010