Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Jazilul Fawaid mengingatkan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Pilar MPR RI, yakni Pancasila, UUD 1946, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI harus menjadi landasan untuk memilih pemimpin.
Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul, dalam pernyataannya, di Jakarta, Kamis, menjabarkan nilai-nilai Empat Pilar MPR RI, antara lain nilai-nilai ketuhanan, nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai persatuan, nilai-nilai permusyawaratan, dan nilai keadilan sosial.
Hal itu disampaikan-nya dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada Karang Taruna Kurau Barat yang berlangsung di Warkop Lempah Kuning Aswaja, Desa Kurau Barat, Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, Rabu, 18 November 2020.
Menurut Gus Jazil, para pendiri bangsa menempatkan rakyat pada kedudukan tertinggi sehingga rakyat sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi seharusnya memiliki hikmat dan kebijaksanaan ketika memilih pemimpinnya.
"Di Indonesia kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat. Rakyat memiliki hak kedaulatan untuk memilih presiden, gubernur, bupati, wali kota, anggota DPR, DPRD, DPD. Sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, rakyat seharusnya memiliki hikmat dan kebijaksanaan ketika memilih," tutur Gus Jazil.
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Empat Pilar gagasan para pahlawan
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Hari Pahlawan adalah buah dari resolusi jihad
Ia merasa prihatin seringkali terjadi kedaulatan yang dimiliki rakyat dipertukarkan dan ditransaksikan sehingga marak "money politic" atau politik uang.
"Makna sila keempat adalah rakyat pemegang kedaulatan di negara ini. Kalau terjadi 'money politic' itu bukan salah pemimpinnya saja, tapi rakyat ikut salah.Tugas paling berat dari menegakkan demokrasi adalah menghilangkan parasit atau penyakitnya, salah satunya adalah 'money politics'," papar politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Gus Jazil juga mengingatkan bahwa setiap warga negara harus mengerti rukun bernegara dengan menjadi warga negara yang mengerti nilai-nilai apa yang dipegang sebagai warga negara Indonesia, terutama Pancasila.
"Bahwa warga negara Indonesia tidak boleh melupakan Ketuhanan Yang Maha Esa. Semua nilai-nilai harus berlandaskan Ketuhanan yang maha esa. Karena itu saya mengingatkan kepada pemimpin dan calon pemimpin, ketika dia memimpin, jangan lupa bahwa nilai pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Apapun yang dilakukan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan," ujarnya.
Pancasila, kata dia, telah mempersatukan Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, adat istiadat, berbagai pulau, berbagai pikiran, dan bahasa.
"Itulah yang mempersatukan Indonesia. Kalau ada yang mau mengganti Pancasila dengan ideologi yang lain, Indonesia pasti runtuh. Misalnya, komunisme mau mengganti Pancasila. Indonesia pasti runtuh, karena Pancasila mengandung nilai-nilai yang mempersatukan," ujarnya.
Dalam konteks itu, lanjut Gus Jazil juga menekankan pentingnya memahami dan mempraktikkan Empat Pilar MPR.
"Program sosialisasi Empat Pilar MPR menjadi penting karena kita saat ini menghadapi perang ideologi dan informasi, globalisasi dan modernisasi. Ada kelompok yang kemudian menjadi sangat radikal, sangat keras, anti-ini dan itu. Itu menjadi tidak Pancasilais. Karena budaya Pancasila adalah budaya dialog. Jadi, akar budaya kita adalah budaya dialog, bukan budaya konflik," tukasnya.
Baca juga: Gus Jazil: Aktualisasikan nilai-nilai kepahlawanan di masyarakat
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020