Jakarta (ANTARA News) - PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) membutuhkan dana sekitar Rp799,8 miliar selama tahun 2010 untuk keperluan restrukturisasi utang dan operasional perusahaan.

"Dana yang dibutuhkan mencapai Rp489,6 miliar dalam bentuk utang baru, dan Rp310 miliar untuk operasional dan penambahan armada," kata Direktur Keuangan Merpati, Robby Quento, pada Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR/MPR-RI, Kamis.

Menurut Robby, total restrukturisasi utang Merpati mencapai Rp3,14 triliun, terdiri atas utang lama sebesar Rp2,65 triliun dam utang baru sebesar Rp489,8 miliar.

"Kami sedang mengusulkan untuk mencari pinjaman. Selain dari PPA, kemungkinan bisa dibiayai dari sumber lain. Pinjaman perbankan sepertinya masih agak sulit karena kondisi keuangan yang belum blankable," ujar Robby.

Menurutnya, salah satu faktor utama yang memperburuk kinerja keuangan Merpati dalam beberapa tahun terakhir adalah jumlah utang dan beban bunga yang besar.

"Restrukturisasi utang wajib dilaksanakan melalu skema penyelesaian yang tidak terlalu memberatkan perusahaan, namun dapat memberi kepastian bagi para kreditur atas pengembalian utang," katanya.

Ia merinci total utang Merpati Rp3,14 triliun terdiri atas utang mandatory Rp476,75 miliar, utang dengan jaminan Rp762,74 miliar, dan utang tanpa jaminan Rp1,87 triliun.

Robby menyebutkan, dari kebutuhan dana sebesar Rp310 miliar, sebanyak Rp222 miliar digunakan untuk menutup defisit kas, membiayai kepindahan kantor pusat ke Makassar, dan pengembangan sistem teknologi informasi.

Perseroan juga perlu menambah pesawat baling-baling dengan kapasitas penumpang di bawah 50 tempat duduk.

Merpati akan mendatangkan 15 unit pesawat MA-60 dari Xian Aircraft, China, 11 unit pesawat SAAB 340B Plus dari Swedia, dan tujuh pesawat ATR 72 dari Prancis.

R017/D007/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010