Kairo (ANTARA News/Reuters) - Mesir Rabu menghukum 26 pria yang Kairo kaitkan dengan Hizbullah Libanon yang merencanakan serangan di negara tersebut, dalam kasus yang menekankan kekhawatiran Arab Sunni atas pengaruh yang meningkat dari kelompok dukungan Iran itu.
Hakim Adel Abdel Salam Gomaa dari pengadilan keamanan keadaan darurat Mesir menyatakan, penyelidikan membuktikan kelompok tersebut bermaksud "untuk menyerang ekonomi Mesir, menghancurkan ikatan di antara rakyatnya serta menimbulkan kekacauan dan ketidakstabilan di seluruh negeri itu.
Pengadilan itu menghukum orang-orang tersebut -- yang mencakup warga Libanon, Palestina, Mesir dan Sudan -- dengan hukuman penjara dari enam bulan hingga seumur hidup. Beberapa dari mereka dihukum tanpa kehadirannya.
Di antara mereka yang diadili adalah Sami Chehab, juga dipanggil sebagai Mohamed Youssef Mansour Ahmed, yang menerima hukuman penjara 15 tahun. Ia hadir di pengadilan, ditempatkan dengan tersangka lainnya dalam sebuah kurungan.
Pemimpin Hizbullah tahun lalu memastikan Chehab adalah anggota kelompok itu, yang memiliki sayap politik dan militer dan sekarang mengambil bagian dalam pemerintah Libanon, tapi membantah bahwa orang tersebut telah melakukan kejahatan. Nasrallah menyatakan Chehab hanya membantu memperlengkapi Palestina dalam perang mereka terhadap Israel.
Menurur Montasser Zayat, tiga dari mereka yang dihukum menerima hukuman seumur hidup, yang ia katakan menurut undang-undang Mesir hal itu setara dengan 25 tahun.
"Putusan ini kejam dan tidak sesuai dengan dokumen yang diajukan," kata Zayat. Tidak ada kemungkinan naik banding, tapi Presiden Hosni Mubarak akan dapat mengurangi hukuman itu jika ia memilih untuk melakukannya, katanya.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan Mesir telah menggunakan pengadilan "luar biasa" seperti pengadilan darurat dan pengadilan militer untuk menjamin putusan bersalah dan menunjuk ke hukuman cepat dan sering keras yang disahkan oleh pengadilan terhadap militan Islam pada 1990-an.
Hubungan Mesir dengan Hizbullah tegang sejak kelompok itu mengatakan Mesir adalah "mitra dalam kejahatan" dengan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
Beberapa pihak Arab mengkritik Mesir karena "dukungan Kairo pada blokade terhadap Gaza".
Mesir, satu-satunya negara Arab yang membagi perbatasan dengan Gaza, menilai Nasrallah telah berusaha menimbukan kekacauan di wilayah itu untuk melayakni kepentingan pihak lain, tampaknya merujuk pada Iran.
Kairo telah lama memiliki hubungan yang tegang dengan Teheran dan kedua negara itu tidak memiliki hubungan diplomatik penuh.
Nasrallah mengatakan tidak lebih dari 10 orang yang bekerjsama dengan Chehab, ketimbang 26 orang yang Mesir tuduh itu. (S008/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010