Sangata (ANTARA News) - PT. Bakrie Power menyatakan minat untuk membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang berdaya 2x100 MW di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

Hal itu terungkap saat sejumlah petinggi Bakrie Power melakukan audensi dengan pihak Pemkab Kutai Timur (Kutim) yang dipimpin oleh Bupati Isran Noor di Sangatta, Rabu.

"Kami bahkan sudah melakukan survei dan lokasi paling tepat untuk pembangunan PLTGU mulut tambang di sekitar Bengalon. Alasannya, dekat dengan tambang sehingga akan mengurangi biaya produksi yang tentu akan berdampak terhadap penjualan kepada masyarakat," kata Pandam Padiono, salah satu unsur pimpinan Bakrie Power.

PT. Bakrie Power merupakan anak perusahaan dari kelompok usaha Bakrie and Brothers yang memiliki KPC (Kaltim Prima Coal), yakni perusahaan tambang batu bara terbesar di dunia untuk katagori open pit mine atau penambangan terbuka juga berlokasi di Sangata (Kutai Timur).

Dalam presentasinya yang dihadiri perusahaan Korea East West (KEW) itu, Pangam menyebutkan tenaga listrik yang dibangun perusahaanya untuk mendukung Kaltim sebagai lumbung energi.

"Kami melihat kebutuhan energi di Kaltim dan Kalimantan sangat besar, karenanya diharapkan adanya PLTU Bakrie bisa membantu mengatssi masalah kekurangan tenaga listrik di Kaltim," ujar Pandam Pandiono.

Didampingi sejumlah petinggi Bakrie Power, ia menjelaskan PLTU Mulut Tambang akan memanfaatkan batubara nilai kalorinya rendah namun kandungan sulphur rendah.

"Dengan kandungan kalori dan sulphur yang rendah, akan menyebabkan PLTU ramah lingkungan," imbuh Yusuf, tim ahli Bakrie Power yang juga mendampingi Pandam.

Yusuf menyebutkan bahwa tenaga listrik yang dikeluarkan PLTU Mulut Tambang akan dikoneksikan melalui jaringan 150 Kv yang terhubung dengan gardu induk Sangatta sampai masuk ke jaringan Kaltim, Kalteng dan Kalsel.

Pihak Bakrie Power dalam membangun PLTU berkekuatan 2 x 100 MW membutuhkan dukungan Pemkab Kutim dalam menyiapkan lahan 100 Ha.

Bupati Isran Noor menanggpai pemaparan itu mengakui kebutuhan listrik di daerahnya sangat tinggi, yakni seirama pertumbuhan Kutim sebagai daerah otonom.

Ia menyebutkan, cukup lama keinginan Pemkab Kutim untuk pembangunan kelistrikan sehingga tawaran itu juga sangat menarik minat mereka.

"Pemkab sangat berkepentingan mengatasi masalah kelistrikan, khususnya mendukung pembangunan ekonomi rakyat dimana ketersediaan tenaga listrik mendorong pertumbuhan usaha baru yang akhirnya membuka lapangan kerja," kata Isran Noor.

Didampingi Wakil Bupati Ardiansyan Sulaiman dan pejabat lainnya, Isran memaparkan kondisi cukup ironis yang terlihat, yakni daerah sebagai penghasilan batu bara utama nasional itu justru mengalami krisis energi listrik.

Isran Noor berjanji segera membentuk tim untuk mengkaji tawaran itu, termasuk mengenai pendataan lokasi pembangunan PLTGU mulut tambang itu. (ADI/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010