"Siang dan malam saya bermimpi kelak provinsi termuda di Indonesia ini dapat menyerupai Singapura yang saat ini salah satu negara termakmur," kata Gubernur di Mamuju, Rabu.
Ia mengatakan, inspirasi menjadikan Sulbar seperti Singapura itu cukup beralasan, mengingat potensi alam yang ada di wilayah ini sangat melimpah, baik potensi perkebunan, pertanian, migas maupun potensi alam lainnya.
"Untuk menjadikan Sulbar seperti Singapura itu sangat memadai, apalagi daerah ini memiliki kekayaan alam yang luar biasa," ucapnya.
Dikatakannya, Singapura yang dimerdekakan Inggris pada tahun 1965 adalah sebuah negara kecil yang penduduknya sama dengan penduduk Sulbar hanya kurang lebih satu juta jiwa yang mendiami negara tersebut.
"Awal kemerdekaan Singapura yang dipimpin Perdana Menteri Lee Kuan Yew, masyarakatnya melarat, bahkan warga Singapura kala itu harus rela berjalan tiga kilometer untuk mendapatkan sarana air bersih," ujarnya.
Untuk memajukan Singapura, perdana menterinya setiap hari keliling kota Singapura dengan menggunakan sepeda kumbang memantau kondisi dan nasib yang menimpa rakyatnya.
Alhasil, kata Gubernur, orang pertama di Singapura itu akhirnya menemukan sebuah grand desain pembangunan yang dirancang melalui sebuah gambar karikatur yang muatannya kondisi Singapura kelak dipenuhi dengan suasana ceria tanpa ada penindasan.
"Dalam gambar karikatur yang dikirimkan ke rumah-rumah penduduk Singapura saat itu melalui petugas layanan POS, tersirat bahwa karikatur itu menitikberatkan kelak Singapura akan bangkit, maju dan berkembang pesat dari negara-negara lain," ungkapnya.
Gambaran itu, lanjutnya, menjadi sebuah inspirasi untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu dalam rangka melakukan percepatan pembangunan di daerah melalui grand desain pembangunan yang akan dilakukan guna menjauh dari keterbelakangan yang saat ini masih dirasakan oleh masyarakat Sulbar.
"Salah satu grand desain pembangunan itu termasuk program Bangun Mandar salah satu arah pembangunan memangkas ketertinggalan mulai dari desa," ungkapnya.
Oleh karena itu, semua pihak khususnya para kepala SKPD di Sulbar agar tetap memperhatikan program Bangun Mandar dengan cara turun ke desa-desa untuk memantau apa yang dibutuhkan masyarakat saat ini.
"Program Bangun Mandar adalah sebuah grand desain pembangunan melalui hasil kajian akademis dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yang saat ini telah diangkat menjadi program nasional oleh Kementerian Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, namun, program ini tidak akan efektif jika kita tidak melakukan pemetaan desa-desa yang lebih kongkrit akan kebutuhan masyarakatnya, ujar Gubernur. (ACO/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010