Surabaya (ANTARA News) - Kapal perang Republik Indonesia (KRI) Dewaruci berhasil melewati perairan laut wilayah Somalia yang rawan perompakan dan bajak laut, sebelum singgah di Jeddah, Arab Saudi.
"Seluruh prajurit yang tergabung dalam rombongan KRI Dewaruci telah mempersiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi di Somalia," kata Kepala Subdinas Penerangan Umum Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Mayor Laut TNI Kariono di Surabaya, Rabu malam.
Menurutnya, para prajurit di bawah komando Perwira Pelaksana KRI Dewaruci Mayor Laut TNI Widyatmoko telah memasang benteng perlindungan dari kantong-kantong berisi pasir.
"Para prajurit juga melengkapi diri dengan senjata laras panjang AK-47 di tangannya masing-masing," katanya.
Perairan Somalia adalah perairan berbahaya bagi pelayaran karena sudah banyak terjadi perompakan dan pembajakan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa di perairan itu.
Saat melintasi perairan Somalia, KRI Dewaruci dikawal dua kapal Angkatan Laut Rusia, "Pechenga" dan "MB-19", sejak meninggalkan Dermaga Salalah.
Bentuk "Pechenga" mirip tanker dengan warna lambung abu-abu kehijauan, sedangkan "MB-19" mirip kapal tunda sehingga sekilas kedua kapal dari Armada Pasifik Rusia itu tidak tampak seperti kapal perang.
Namun keduanya dilengkapi peresenjataan kaliber 40 mm, sementara jumlah awaknya relatif banyak, sekitar 80 orang pelaut, ditambah satu peleton marinir yang dikirimkan dari markasnya di Vladivostok.
Tugas utama kapal tersebut adalah menyuplai logistik dan personel kapal-kapal AL Rusia yang berada di Teluk Aden.
Menurut Kariono, sebelumnya awak kapal Rusia itu sempat mendatangi KRI Dewaruci untuk menyampaikan protes atas pemasangan bendera "Spirit of Pirates" yang terus berkibar sepanjang hari itu.
Namun setelah mendapatkan penjelasan dari Atase Pertahanan Indonesia, Kolonel Ahmad Riad, para awak kapal Rusia itu memahami pemasangan bendera tersebut, apalagi KRI Dewaruci pernah singgah di Vladivostok pada 2004, bahkan awak kedua kapal itu akhirnya berfoto bersama.
"Selama dua hari melewati perairan Somalia, semangat awak kapal berlipat ganda. Di samping membayangkan seramnya pembajak dan perompak, juga sejuknya suasana batin menjelang tiba di Jeddah," kata Kariono.
M038/AR09
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010