Jakarta (ANTARA News) - Beberapa penyiar senior televisi seperti Anita Rahman, Inke Maris, Bahrul Alam, dan Fetty Fadjriati gagal menjadi anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dalam babak akhir `fit and proper test` yang ditandai voting terhadap 31 nominator.
Rapat Komisi I DPR RI di ruang komisinya, Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Rabu malam sekitar pukul 21.00 WIB akhirnya menghasilkan sembilan nama dengan raihan suara tertinggi.
"Secara resmi, nama-nama yang berhasil memperoleh dukungan anggota Dewan (Komisi I DPR RI) itu adalah Mochamad Riyanto dan Ezky Tri Rezeki (masing-masing memperoleh 42 suara), lalu Dadang Rahmat Hidayat (36)
Azimah (31), Nina Mutmainnah (30), Idy Musayyad (25), Iswandi Syahputra (25), Judhariksawan (23) dan Yazirwan Uyun (22)," ungkap Fayakhun Andriadi dari Fraksi Partai Golkar kepada ANTARA usai `voting`.
Rapat Komisi I DPR RI dengan agenda tunggal `fit and propper test` (tes kepatutan dan kelayakan) anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) periode 2010-2014 tersebut dipimpin langsung ketuanya, Kemas Azis Stamboel (Fraksi Partai Keadilan Sejahtera), didampingi tiga wakilnya, antara lain Agus Gumiwang (FPG).
"Selain kesembilan nama anggota yang meraih suara terbanyak itu, Komisi I DPR RI juga memilih tiga nama cadangan untuk sewaktu-waktu bisa dilantik jadi anggota KPI, bila terjadi halangan pada anggota terpilih," ujar Kemas Azis Stamboel.
Sementara itu, mantan Ketua PB Ikatan Pemuda Nahdlatul Ulama (IPNU), Idy Muzayyad yang meraih suara 25 untuk kemudian menjadi anggota KPI menyatakan, banyak pekerjaan rumah harus dihadapi empat hingga lima tahun ke depan.
"Di antaranya perbaikan dan pengejawantahan secara konsekuen Undang Undang Penyiaran yang hingga kini masih belum mulus, juga peningkatan kinerja KPI dalam membangun sistem penyiaran yang bermutu dan tidak merusak mental maupun moral rakyat Indonesia berdasarkan Pancasila dalam wadah NKRI yang harus tetap utuh," ujarnya.
Hal senada dinyatakan mantan Ketua Presidium DPP Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Emmanuel Tular usai sidang `voting` itu.
"Industri penyiaran di Indonesia memang makin tumbuh pesat. Karena KPI pun harus semakin canggih melakukan tugasnya demi kepentingan rakyat banyak," katanya lagi.
Baik Idy Muzayyad maupun Emmanuel Tular berharap, di masa mendatang KPI benar-benar berkiprah lebih maksimal dan selalu independen dalam bersikap, tanpa tekanan dari berbagai pihak. (*)
M036/Z002
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010