Aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes atas kerusakan jalan desa itu. "Jalan ini sudah jadi urat nadi perekonomian warga Trowulan sekaligus satu-satunya jalan menuju situs Kerajaan Majapahit," kata M. Saiful, warga Trowulan, yang ikut aksi blokade itu.
Warga sudah melaporkan kerusakan jalan itu, tetapi tidak pernah ditanggapi pemerintah daerah setempat.
"Kami meminta Pemkab Mojokerto segera melakukan perbaikan jalan yang sudah rusak parah itu," tegasnya.
Menurut Saiful, kerusakan jalan tersebut terjadi sejak satu bulan terakhir, persisnya ketika kawasan Mojokerto dan sekitarnya diguyur hujan deras sehingga jalan itu tidak bisa dilalui kendaraan roda dua.
Kerusakan terjadi mulai Perempatan Trowulan hingga objek wisata Pemandian Segaran yang berada dalam kompleks situs Kerajaan Majapahit yang di dalamnya juga terdapat Pusat Informasi Majapahit (PIM), Pendapa Majapahit, Makam Troloyo, Makam Putri Cempa, Candi Tikus, dan Candi Bajangratu.
Sebelum menanam pohon pisang, ratusan warga bergerombol di ujung jalan sembari menyeru Pemkab Mojokerto untuk segera memperbaiki jalan yang berlubang di mana-mana itu.
Akibat aksi itu, arus lalu lintas di Jalan Raya Trowulan macet di mana bus-bus pariwisata pengangkut turis terhambat saat memasuki kompleks situs. (*)
M038/Z002/AR09
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010