Boyolali (ANTARA News) - Siswa di sekolah menengah atas Muhammadiyah 3 Nogosari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, tidak ada yang lulus ujian nasional beberapa waktu lau sehingga mereka harus mengulang pada ujian tahap kedua.
Wakil Ketua Bidang Kesiswaan SMA Muhammadiyah 3 Nogosari, Marwoto, Rabu mengakui, kalau siswanya yang mengikuti UN 2010 hanya 11 peserta dan mereka tidak ada yang lolos. Mereka harus mengulang UN tahap kedua yang akan diselenggarakan tanggal 10 Mei tahun ini.
"Siswa SMA Muhammadiyah 3 Nogosari yang ikut UN 11 peserta. Semuanya tidak lulus karena nilainya rata-rata masih di bawah standar kelulusan," kata Marwoto yang juga guru mata pelajaran ekonomi di sekolah itu.
Menurut dia, gagalnya siswa tersebut karena mereka kurang mempunyai kemauan untuk belajar. Dari 11 siswa yang rajin masuk sekolah hanya dua anak, sedangkan siswa lainnya sering tidak hadir mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Guru di SMA ini, kata dia, sudah melakukan berbagai upaya untuk memotivasi siswa agar mereka lebih giat belajar.
Namun, lanjut dia, siswa menjadi malas belajar karena jumlah siswa di sekolah ini hanya 11 anak, yakni tiga perempuan dan delapan laki-laki.
Selain itu, menurut dia, faktor lain karena pengaruh ekonomi keluarga sehingga mereka lebih memilih bekerja dan lingkungan seperti dukungan keluarga juga sangat penting bagi anak.
Sementara Yaminati, guru Bahasa Indonesia SMA Muhammadiyah Nogosari, siswa kelas tiga yang jumlahnya hanya 11 anak tersebut menyebabkan mereka menjadi manja karena merasa dibutuhkan oleh guru yang jumlahnya lebih banyak.
"Kami harus bersabar menghadapi siswa itu. Mereka siswa luar biasa. Kami tidak henti-hentinya memberikan motifasi kepada mereka agar mereka rajin belajar," katanya.
Selain itu, lanjut dia, juga diperlukan dukungan dari berbagai pihak seperti dari orang tua murid untuk ikut mengawasi belajar mereka saat di rumah.
Yaminati mengakui pihaknya kurang melakukan komunikasi dengan orang tua murid, karena mereka setiap diundang ke sekolah hampir tidak ada yang hadir sendiri.
"Mereka banyak yang diwakilkan oleh orang lain. Padahal, kita akan memberikan keterangan kepada orang tua murid terkait perkembangan kegiatan belajar mengajar anak mereka," kata Yaminati.
Menyinggung jumlah siswa yang SMA Muhammadiyah 3 Nogosari, dia mengakui, saat ini hanya 11 siswa kelas tiga, sedangkan kelas satu dan dua tidak ada atau kosong. Karena, pihaknya pada tahun ajaran 2008 dan 2009 tdak ada siswa yang mendaftarkan di sekolah ini.
Menurut dia, dari 11 siswa kelas tiga tersebut, sebagian besar dibiayai melalui bantuan khusus murid miskin (BKMM), sehingga mereka tidak membayar sumbangan pengembangan pendidikan (SPP).
"Kalau tidak kita yang mendidik mereka siapa lagi. Kami tetap semangat memberikan materi mata pelajaran untuk mengahdapi Un tahapan kedua agar mereka bisa lulus semua," katanya.
Sementara sekolah SMA Muhammadiyah 3 Nogosari yang mempunyai lima ruang kelas tersebut hanya satu ruangan yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Empat ruang kelas lainnya tidak digunakan karena tidak ada siswanya.
"Jika 11 siswanya ini lulus. Sekolah tetap membuka pendaftaran ajaran baru. Kami tetap mengharapkan sekolah ini berjalan lancar," katanya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Boyolali, Mulyono Santoso, menjelaskan, sebanyak 1.056 dari 8.730 siswa sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) negeri dan swasta di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang dinyatakan tidak lulus UN dan mereka harus mengulangi ujian tahap kedua
Menurut Mulyono, masih banyaknya siswa SLTA di Boyolali yang harus mengulang UN, karena standar kompetensinya dinilai masih kurang.
Namun, pihaknya mengharapkan kepada siswa yang belum lolos UN jangan berkecil hati dan lebih optimistis bisa lolos pada UN ulangan.
Pihaknya juga mengimbau kepada sekolah-sekolah untuk memberikan bekal materi atau klinik khusus kepada siswa yang mengulang untuk persiapan ujian pada tahap kedua.
(ANT/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010