afirmasi pada madrasah-madrasah di level kualitas yang kebetulan masih rendah
Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan bahwa reorientasi program merupakan solusi atau jawaban untuk membenahi layanan pendidikan madrasah di Indonesia saat ini.
"Tentang layanan pendidikan madrasah, bagi saya ini merupakan tantangan sekaligus peluang. Ini tantangan yang harus kita jawab melalui reorientasi program," kata Menag Fachrul Razi dalam Webinar Peluncuran Laporan Bank Dunia tentang Tantangan di Sektor Pendidikan dan Rekomendasinya, Jakarta, Rabu.
Ia menilai layanan pendidikan madrasah yang ada saat ini perlu dibenahi. Oleh karena itu, kementeriannya akan berupaya memberikan perhatian yang lebih kepada madrasah dan lembaga pendidikan keagamaan yang paling membutuhkan.
"Saatnya kita melanjutkan investasi serius untuk memberikan atensi dan afirmasi pada madrasah-madrasah di level kualitas yang kebetulan masih rendah," katanya.
Menag menekankan perlunya pendidikan di Indonesia yang berorientasi kepada masa depan. Lebih lanjut ia juga meyakini sepenuhnya bahwa pendidikan merupakan cara terbaik untuk memutus mata rantai kemiskinan dan keterbelakangan.
Baca juga: Kemenag-Kemenko Perekonomian perkuat mutu pendidikan vokasi madrasah
Baca juga: Pemerintah prioritaskan pengembangan madrasah di Indonesia timur
Pendidikan yang berkualitas, kata dia, hanya dapat diperoleh jika anak-anak dapat belajar di lembaga pendidikan yang juga berkualitas.
Oleh karena itu, layanan pendidikan yang berkualitas merupakan sesuatu yang mutlak dan harus terus diperjuangkan bersama-sama.
Terlepas dari fakta bahwa masih ada sejumlah tantangan terkait penjaminan mutu pendidikan di Kemenag. Ia mengingatkan satu hal yang tidak boleh dinegasikan adalah fakta bahwa keberadaan madrasah saat ini telah mengalami transformasi yang signifikan, dan telah membuat lompatan-lompatan prestasi dalam kontribusinya mendukung kemajuan pendidikan nasional di Indonesia.
Menag menyebutkan bahwa saat ini Kemenag membina sekitar 87 ribu madrasah dan satuan pendidikan keagamaan lain dengan lebih dari 10 juta siswa di dalamnya.
"Ini bukan jumlah yang sedikit," kata dia.
Oleh karena itu, satuan pendidikan di kementerian itu, termasuk sekolah-sekolah keagamaan Kristen, Katolik, Buddha dan Hindu dituntut untuk dapat memberikan layanan pendidikan terbaik agar para siswa memiliki daya saing dan kompetensi yang dibutuhkan saat ini.
Baca juga: Kemenag: Guru madrasah perkuat pendidikan karakter di era teknologi
Baca juga: Menag: Madrasah berinovasi setara lembaga pendidikan lain
Pewarta: Katriana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020