ekonomi Sumut pada triwulan III-2020 tercatat minus 2,60 persen (yoy), sedikit membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 2,66 persen(yoy), dan lebih baik dibandingkan nasional minus 3,49 persen(yoy) meski di bawah kawasan Sumatera se
Jakarta (ANTARA) - Perbaikan ekonomi di triwulan IV-2020 akan menjadi penentu kinerja ekonomi Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tahun ini yang diprakirakan tumbuh pada kisaran minus 1 persen - 1 persen (yoy).
Dari kajian KPw BI Provinsi Sumatera Utara, ekonomi Sumut pada triwulan III-2020 tercatat minus 2,60 persen (yoy), sedikit membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 2,66 persen(yoy), dan lebih baik dibandingkan nasional minus 3,49 persen(yoy) meski di bawah kawasan Sumatera sebesar minus 2,2 persen (yoy).
Demikian dikatakan Kepala Grup Perumusan dan Implementasi KEKDA Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Sumut, Ibrahim dalam webinar yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar, Selasa (17/11).
Baca juga: BI: Surplus neraca perdagangan Oktober perkuat ketahanan ekonomi RI
Webinar tersebut, kata siaran pers penyelenggara yang diterima pada Rabu, merupakan pembukaan dari rangkaian webinar Sisi Batas Labuhan, dengan tema ”Menumbuhkan Optimisme di Tengah Perbaikan Ekonomi” yang berlangsung pada 17 November 2020 hingga 20 November 2020.
Menurut Ibrahim, dari sisi permintaan, perbaikan pada triwulan III-2020 didorong oleh kontraksi impor sebagai faktor pengurang PDRB yang mengalami kontraksi lebih dalam.
Sementara itu dari sisi penawaran, lapangan usaha perdagangan dan transportasi tumbuh membaik sejalan dengan masuknya periode adaptasi kebiasaan baru yang mendorong aktivitas ekonomi kembali meningkat meski belum sebaik periode pra-COVID-19.
Baca juga: Gubernur BI optimis kuartal IV 2020 ekonomi Indonesia tumbuh positif
Berdasarkan asesmen KPwBI Provinsi Sumut, beberapa lapangan usaha yang dapat didorong untuk dibuka karena memiliki resiko penularan COVID-19 kecil dan memiliki dampak ekonomi tinggi antara lain sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan, industri pengolahan, perdagangan besar eceran, informasi dan komunikasi, serta administrasi dan pemerintahan.
KPw BI Provinsi Sumut, katanya, memprakirakan outlook perekonomian Sumut 2021 menguat seiring dengan pulihnya ekonomi.
"Recovery pertumbuhan ekonomi diprediksi terus berlanjut dan didorong oleh kenaikan permintaan domestik dan eksternal," katanya.
Baca juga: BI: Restrukturisasi kredit UMKM di Sumut melambat, lewati masa puncak
Ekspor pada 2021 diprediksi meningkat didorong oleh membaiknya aktivitas industri hilir di negara tujuan utama sejalan dengan perkembangan COVID-19 yang telah menurun.
Percepatan pembangunan pemerintah dan swasta yang sempat melambat pada 2020 akibat COVID-19 diperkirakan akan mendorong perbaikan investasi.
Berbagai langkah penanganan COVID-19 yang dilakukan pemerintah baik dari sisi kesehatan maupun pemulihan ekonomi diprediksi mendorong konsumsi pemerintah.
"Rencana pemerintah melanjutkan program bantuan sosial diprediksi akan menopang konsumsi rumah tangga," katanya.
Sementara itu, Chief Economist Bank Permata Tbk, Joshua Pardede mengatakan kebijakan yang dapat mendorong pemulihan ekonomi termasuk di Provinsi Sumut antara lain menciptakan demand paling utama yaitu dengan menciptakan rasa aman dan keyakinan masyarakat terkait penanggulangan COVID-19.
Selain itu, mempertahankan UMKM dalam rangka menyerap tenaga kerja serta memberikan stimulus yang meringankan pelaku usaha dan pekerja oleh pemerintah seperti dalam bentuk modal kerja, subsidi biaya operasional, bantuan langsung tunai untuk pekerja yang terdampak pandemi.
Adapun beberapa strategi pemulihan sektor industri dan UMKM daerah, menurut dia, antara lain memberikan stimulus dan subisidi bunga kredit UMKM serta memberlakukan kebijakan restrukturisasi kredit, dan membuka lapangan kerja bidang pertanian karena sektor pertanian yang paling minim terdampak COVID-19.
Selain itu, melakukan inovasi dan shifting ke ekonomi digital, mendorong daya beli dengan meningkatkan bantuan sosial, baik secara tunai maupun dalam bentuk sembako, dan menyiapkan stimulus APBD yang paralel dengan dana desa seperti padat karya tunai.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar berharap melalui rangkaian Webinar ini akan tercipta pemahaman yang lebih baik dari masyarakat dan seluruh pihak terkait yang ada di Sisi Batas Labuhan akan perkembangan ekonomi terkini, outlook perekonomian tahun 2021 dan implementasi fokus kebijakan Bank Indonesia di daerah antara lain digitalisasi UMKM, implementasi QRIS, upaya pengendalian inflasi melalui penciptaan ketahanan pangan, dan peningkatan kemampuan UMKM.
Istilah “Sisi Batas Labuhan” merupakan istilah yang diperkenalkan KPwBI Pematangsiantar untuk mempermudah penyebutan delapan kabupaten/kota yang masuk dalam wilayah kerja KPw BI Pematangsiantar yaitu Siantar-Simalungun, Batubara-Tanjungbalai-Asahan, Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara dan Labuhanbatu Selatan.
Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020