Jakarta (ANTARA) - Twitter secara global meluncurkan pembaruan di mana cuitan dapat hilang setelah 24 jam, mirip fitur yang pertama kali dikembangkan oleh Snapchat, dan populer lewat fitur Stories yang ada pada aplikasi berbagi foto milik Facebook, Instagram.
Twitter sebelumnya telah mengumumkan rencananya untuk meluncurkan fitur yang dinamai "Fleets" ini, dan menguji coba fitur tersebut di Brazil, Italia, India, dan Korea Selatan.
"Beberapa dari Anda memberi tahu kami bahwa menge-tweet tidak nyaman karena terasa begitu publik, sangat permanen, dan sepertinya ada begitu banyak tekanan untuk mengumpulkan Retweet dan Like," ujar direktur desain Joshua Harris dan manajer produk Sam Haveson, dikutip dari Reuters, Rabu.
Baca juga: Fleets, fitur Twitter mirip Stories
"Karena mereka menghilang dari setelah satu hari, Fleets membantu orang-orang merasa lebih nyaman dan santai untuk berbagi pemikiran, opini dan perasaan pribadi," mereka menambahkan.
Fleets, yang dapat berupa teks, foto, dan video, akan tersedia di bagian atas timeline beranda dan profil pengguna.
Twitter dan perusahaan media sosial besar lainnya berada di bawah tekanan untuk kebijakan yang lebih baik, termasuk dalam hal penyebaran misinformasi di platform mereka. Juru bicara Twitter Liz Kelley mengatakan Fleets tunduk pada aturan yang sama seperti cuitan biasa.
Kelley juga mengatakan bahwa peringatan atau label, yang telah mulai diterapkan Twitter ke konten yang diduga menyebarkan informasi yang salah, juga diterapkan pada Fleets.
Baca juga: Instagram uji coba Stories dapat dilihat lewat Facebook
Twitter juga mengonfirmasi sedang mengerjakan fitur audio secara langsung, yang dinamai "Spaces," yang akan diuji coba akhir tahun ini.
Fitur tersebut akan memungkinkan pengguna untuk berbicara di depan umum, dalam percakapan grup. Fitur ini mirip dengan Clubhouse, platform media sosial di mana pengguna diundang untuk berbicara di ruang obrolan suara.
"Mengingat semua potensi penyalahgunaan dalam ruang audio, kami akan membuatnya tersedia pertama kali bagi wanita dan komunitas yang secara historis terpinggirkan," kata Kelley.
Twitter awal tahun ini meluncurkan fitur bagi pengguna untuk menge-tweet catatan suara yang direkam.
Baca juga: Twitter tunjuk peretas sebagai kepala keamanan
Baca juga: Trump akan kehilangan proteksi khusus Twitter pada Januari
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020