Kota Gaza (ANTARA News) - Arab Bank, yang berpusat di Amman, Jordania, awal pekan ini memutuskan untuk memutuskan hubungan kerja 70 persen pegawainya di tiga cabangnya di Jalur Gaza.

Kantor berita Xinhua melaporkan, tindakan tersebut dipandang oleh banyak ahli ekonomi di Jalur Gaza, Selasa, sebagai tindakan untuk melakukan penutupan semua cabang itu di daerah kantung yang menghadapi blokade Israel tersebut.

Ahli ekonomi itu serta para pengamat di Jalur Gaza tak mengesampingkan bahwa tindakan Arab Bank tersebut "adalah hasil dari kesepakatan yang dicapai antara Bank itu dengan Israel".

Pada Ahad, bagian administrasi ketiga cabang bank tersebut di Jalur Gaza mengadakan pertemuan dengan semua 103 pegawai mereka guna mencapai kesepakatan tentang tawaran pemutusan hubungan kerja itu bagi sebagian besar pegawai mereka.

Pegawai mengatakan mereka diberi tahu bahwa keputusan tersebut diambil akibat blokade Israel.

Israel telah memperketat blokade atas Jalur Gaza sejak Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) menguasainya melalui kekuatan. Pembatasan diberlakukan atas samua bank di daerah kantung yang menghadapi blokade itu, terutama pengiriman uang, yang mengakibatkan kerugian besar bagi beberapa bank, termasuk Arab Bank.

Seorang pegawai senior Arab bank, yang tak ingin disebutkan jatidirinya, mengatakan keputusan untuk memutuskan hubungan kerja 70 persen pegawai bank tersebut di Jalur Gaza diambil oleh administrasi pusat Arab Bank --yang berpusat di Jordania.

Ditambahkannya, pegawai menerima tawaran menarik untuk melepaskan pekerjaan mereka.

"Bank akan memberhentikan 70 persen, dari 103, pegawai dari semua tiga cabangnya di Jalur Gaza," kata pegawai senior itu, yang menganggap keputusan tersebut sebagai awal untuk menutup ketiga cabang itu dan membuat pencari nafkah 70 keluarga kehilangan pekerjaan.

Ia menambahkan meskipun pegawai yang diberhentikan akan mendapatkan hak mereka, "tapi sayangnya mereka akan kehilangan pekerjaan di tengah blokade ketat Israel saat ini yang memiliki dampak negatif atas seluruh kehidupan di Jalur Gaza".

Arab Bank, yang memilik cabang di seluruh dunia, adalah lembaga keuangan sektor swasta pertama di dunia Arab. Bank tersebut memiliki 500 cabang di 30 negara, terutama di Prancis, Dubai di Uni Emirat Arab, Bahrain, Singapura, Frankfurt dan New York.

Pada 2008, Arab Bank diklasifikasikan sebagai salah satu lembaga keuangan terbesar di seluruh dunia, dengan keuntungan mencapai 782,8 juta dolar AS pada 2009, dan total simpanan di berbagai cabang bank itu di seluruh dunia mencapai 50,6 miliar dolar AS.

Abu Mohamed, pegawai yang berusia 47 tahun di Arab Bank dan telah bekerja selama 15 tahun, mengatakan, "Satu tahun lalu, kami menyaksikan tanda bahwa Arab Bank akan menutup cabangnya di Jalur Gaza."

Ia menambahkan, "Semua pegawai di Jalur Gaza menerima telepon yang meminta mereka melepaskan pekerjaan mereka."

"Tawarannya ialah masing-masing pegawai akan menerima gaji 24 bulan jika mau melepaskan pekerjaan mereka," kata Abu Mohamed, yang menolak untuk menyebutkan nama lengkapnya.(C003/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010