Jayapura (ANTARA News) - Upaya pembentukan mental bisnis bagi masyarakat asli Papua penting untuk mengembangkan dunia usaha baik skala kecil maupun menengah guna mendukung percepatan pembangunan ekonomi di provinsi paling timur Indonesia tersebut.
Hal itu disampaikan Direktur Papua Knowledge Center (PKC), Marcellus Rantetana di Jayapura, Rabu, menyikapi kondisi masyarakat asli Papua yang belum banyak terjun di dunia usaha.
"Sejauh ini, jumlah orang asli Papua yang bergerak dalam dunia bisnis atau berwira swasta masih sedikit, padahal potensi lapangan untuk mengembangkan sektor ini cukup besar," katanya.
Menurut Marcellus, hingga kini masih ada anggapan umum bahwa masyarakat asli Papua tidak mempunyai bakat untuk berbisnis sehingga menutup kemampuan berwira usaha yang sebenarnya ada dalam diri mereka.
"Ini tentu tidak benar karena bisnis adalah suatu ilmu dan keterampilan yang bisa dipelajari dan diaplikasikan oleh siapa pun sehingga ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhi untuk bisa berhasil," ujarnya.
Oleh sebab itu, lanjut Marcellus, pembentukan mental bisnis bagi masyarakat untuk berani berkiprah di dunia usaha merupakan hal yang penting agar potensi berwira usaha bisa tumbuh sehingga meningkatkan kesejahteraan.
Marcellus mengatakan, selain faktor mental yang harus dimiliki masyarakat untuk mengembangkan usaha, pengetahuan tentang prinsip-prinsip dasar dalam bisnis juga tidak kalah penting.
"Misalnya pengetahuan untuk melakukan studi kelayakan secara sederhana terhadap rencana bisnis yang akan dikembangkan atau tentang metode pembukuan keuangan agar perputaran modal dan keuntungan bisa diketahui secara cermat," katanya.
Untuk membentuk sikap dan mental bisnis masyarakat asli Papua sekaligus membantu para pengusaha skala kecil dan menengah, PKC menggelar pelatihan wira usaha pemula yang bertujuan memberikan pengetahuan dasar agar para peserta bisa mengungkapkan ide bisnis yang akan digeluti serta menyusun rencana usaha sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dalam dunia bisnis.
Pada akhir kegiatan tersebut, para peserta akan mempresentasikan rencana bisnis mereka serta melakukan diskusi kelompok untuk saling memberikan saran dan kritik yang membangun.
"Untuk mengoptimalkan kegiatan ini, kami juga bekerja sama dengan Bank Papua, khususnya bagian penyaluran kredit bagi usaha kecil dan menengah serta dinas perindustrian dan perdagangan," kata Marcellus.
Dia berharap, rasa percaya diri dan motivasi untuk bergerak di dunia usaha di kalangan masyarakat asli Papua bisa tumbuh dan senantiasa terasah sehingga nantinya akan lahir para pengusaha warga asli Papua yang turut menentukan pergerakan dan pembangunan ekonomi Papua.
Pelatihan yang diikuti oleh 33 pengusaha kecil dan menengah ini diselenggarakan selama empat hari yakni mulai Selasa (27/4) hingga Jumat (4/5).
Pada umumnya para peserta merupakan penjual pinang, pedagang sayur di pasar serta pengelola warung makan, kios dan tempat pencucian motor.(LWA/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010