Jakarta (ANTARA News) - Iran tidak akan mundur setapak pun dari program nuklirnya walaupun tekanan demi tekanan gencar dilontarkan negara barat dan sekutunya agar program itu dihentikan.
"Suatu kewajiban Iran dan Islam menolak tekanan-tekanan tersebut," kata Pemimpin Spiritual Bidang Hubungan Luar Negeri dan mantan menteri luar negeri Iran Ali Akbar Velayati di Gedung Museum Nasional di Jakarta, Selasa.
Sementara Ketua DPD RI Irman Gusman, ketika ditanya mengenai sikap Indonesia terhadap program nuklir Iran, mengatakan bahwa Indonesia akan selalu mendukung aksi nuklir Iran selama digunakan untuk aksi damai dan ilmu pengetahuan tidak untuk senjata.
Sebagai catatan, kata Gusman menjawab pertanyaan seorang wartawan kantor berita Iran IRNA, Iran harus transparan akan program nuklirnya.
"Oleh karena itu Indonesia mengambil seikap abstain dalam resolusi DK PBB 1803 karena Indonesia mendukung nuklir Iran untuk perdamaian," kata Irman Gusman.
Kepemimpinan Amerika Serikat dibawah Obama berbeda dengan Bush yang lebih mengedepankan langkah persuasif seperti dialog.
"Obama lebih toleran ketimbang Bush, sebagai contoh pidatonya Obama di Mesir memberi atmosfir positif terhadap dunia Islam," kata Gusman menambahkan.
Indonesia yang bermayoritas beragama Islam memegang peranan besar di dunia khususnya negara-negara Islam.
"Indonesia adalah negara berpenduduk Islam terbesar di dunia dan mempunyai pengaruh besar mempersatukan negara-negara Islam di dunia," kata Ali Akbar yang akan meluncurkan buku "Ensiklopedia Islam dan Iran: Dinamika Budaya dan Peradaban yang hidup"
Ali Akbar juga menanggapi hegemoni Israel di Palestina "Sudah seharusnya sebagai warga negara Islam menolong saudaranya seperti Palestina," ujarnya.
Pertemuan bilateral itu dalam rangka peringatan hubungan diplomatik Indonesia-Iran ke 60 bertema hubungan sejarah dan kebudayaan Indonesia - Iran.
(ANT/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010