Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kelautan Kota Pekalongan, Widagdo, di Pekalongan, Selasa, mengatakan jika kondisi abrasi ini terus dibiarkan maka kerusakan lingkungan di sekitar pantai makin bertambah parah.
"Saat rob, genangan air laut sudah kami pastikan masuk ke pemukiman penduduk. Kondisi ini selain menimbulkan sanitasi terganggu juga menimbulkan lingkungan terkesan kumuh," katanya.
Ia mengatakan kenaikan air laut ke daratan mencapai sekitar 0,8 sentimeter, Jika kondisi itu terus dibiarkan, dalam kurun waktu 100 tahun dipastikan pemukiman penduduk sudah menjadi genangan air.
"Sebenarnya, Pemkot Pekalongan sudah berusaha mengatasi abrasi itu dengan membangun tanggul penahan air laut dan pintu air di Kelurahan Bandengan, Panjang Baru, Krapyak Lor, dan Kelurahan Degayu. Namun, upaya ini belum mengatasi tingkat abrasi" katanya.
Ia mengatakan keseriusan Pemkot Pekalongan untuk mengatasi abrasi juga tidak hanya dilakukan dengan membangun penahan air laut, tetapi juga melakukan penghijauan dengan menanam tanaman bakau di tepi pantai.
"Untuk membangun penahan air laut ini memang perlu biaya cukup banyak, sedangkan alokasi dana dari pemkot cukup terbatas sehingga kegiatan penghijauan di tepi pantai perlu kami galakan," katanya.
Amat Tasuri, seorang warga di sekitar pantai Krapyak Lor, mengaku tidak kaget lagi ketika terjadi rob.
"Kami sudah terbiasa melihat kondisi pemukiman yang tergenang air laut. Namun, kami berharap pada Pemkot Pekalongan bisa mengatasi masalah ini agar warga tidak merasa terganggu," katanya.
(KR-KTD/D007/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010