"Pembicaraan telepon tersebut dilakukan dalam kerangka kerja kontak yang dilakukan Saad dengan para pemimpin Eropa, guna menghadapi peningkatan ancaman Israel terhadap Lebanon dan Suriah," kata kantor Perdana Menteri itu dalam satu pernyataan di Beirut, sebagaimana dikutip dari Xinhua-OANA
"Saad menekankan perlunya langkah nyata Eropa guna menekan Israel, untuk mendorongnya agar menerima baik tuntutan sah dan adil rakyat Palestina, dan mematuhi upaya masyarakat internasional untuk memajukan proses perdamaian Timur Tengah," katanya.
Perdana Menteri Lebanon tersebut juga menyatakan Lebanon sepenuhnya terikat komitmen pada penerapan resolusi 1701 PBB, yang mengakhiri perang 2006 antara Israel dengan milisi Syiah Lebanon yang bersenjata, Hizbullah.
Zapatero mengatakan kepada Saad bahwa negaranya, yang saat ini memangku jabatan presiden Uni Eropa, akan bekerja sama dengan semua pihak di dalam masyarakat internasional guna menghidupkan kembali jalur perundingan Palestina-Israel, dan menjadikannya prioritas pada tahap ini.
Zapatero juga menekankan Spanyol terus memantau situasi di wilayah tersebut guna menjamin suasana stabil dan dialog, kata pernyataan itu.
Percakapan Saad dan Zapatero dilakukan setelah beberapa media Arab dan Israel melaporkan Suriah "telah menyerahkan beberapa rudal Scud" kepada Hizbullah di Lebanon, tuduhan yang telah dibantah oleh Suriah dan Hizbullah.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Philip Crowley pekan lalu mengatakan Lebanon akan "menghadapi risiko besar kalau Suriah menyerahkan rudal Scud kepada Hizbullah".
Lebanon menuduh Israel menerobos wilayah udaranya setiap hari, dan menyatakan itu adalah pelanggaran terhadap resolusi 1701, sementara Israel menuduh "Hizbullah mempersenjatai diri di daerah perbatasan".(C003/A024)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010
lihat dong seperti iran...berani...... tapi saat digertak sama israel juga takut..... minta bantuan PBB....