Denpasar (ANTARA News) - Seniman patung asal desa seni Ubud Nyoman Subandi yang biasa dipanggil "Mr Rubbish" mengajak masyarakat untuk menghargai sampah dengan tidak membuang atau membakar secara sambarangan.

"Sampah itu memiliki nilai tinggi juga kalau didaur ulang. Kebetulan saya sendiri mendaur ulang sampah untuk menghasilkan karya seni dalam berbagai bentuk," kata Nyoman Subandi di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, Senin.

Alumni Akademi Bahasa Asing Yogyakarta itu mengemukakan, selain berkarya, dirinya juga membuka kelas singkat bagi siswa dan masyarakat yang ingin belajar mendaur ulang sampah untuk dibuat menjadi karya seni, seperti patung gajah, kura-kura, dan lainnya.

Ia mengaku ingin mendidik masyarakat untuk peduli lingkungan lewat karya seni. Meskipun masyarakat di dalam negeri belum banyak yang mau mengapresiasi karya seni hasil sampah daur ulang, namun dirinya terus berkarya.

"Selama ini yang banyak mengapresiasi karya saya adalah wisatawan asing dari Australia, China dan Jepang. Mereka sangat apresiatif karena tahu bahwa karya saya ini dibuat dari bahan sampah sehingga mendukung upaya pelestarian lingkungan," ujarnya.

Menurut dia, sebetulnya berkarya dengan menggunakan sampah sangat menguntungkan karena dirinya tidak perlu membeli bahan. Ia cukup mencari kertas bekas di tempat sampah atau membeli kepada pelanggan koran dengan harga murah.

"Dengan biaya murah, bahkan sama sekali tanpa biaya, karya seni ini bisa dijual mahal. Saya menjual hasil karya ini bisa Rp200 ribu atau Rp350 ribu. Untuk masyarakat Indonesia, memang terbilang mahal, tapi bagi wisatawan justru menarik," katanya.

Seiring perjalanan waktu semakin sadarnya masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan, ia yakin karyanya semakin mendapat tempat di masyarakat lokal dan bukan hanya di kalangan warga asing.

Menurut dia, berkarya dengan kertas daur ulang tidak membutuhkan pengerjaan rumit karena hanya mengandalkan cuaca untuk menjemur karyanya yang terbuat dari kertas yang ditumbuk. Ia bersama satu asistennya setiap hari berkarya.

"Meskipun cuaca mendung, tidak akan mengurangi kualitas patung-patung ini. Cuma waktu keringnya saja yang lebih lama, tapi kualitasnya sama," katanya.

(T.M026/S018/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010