pengungsi masih di balai desa
Pacitan, Jatim (ANTARA) - Puluhan keluarga di wilayah terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor di Pacitan, Jawa Timur sampai saat ini masih bertahan di pengungsian karena trauma banjir-longsor susulan kembali melanda pemukiman mereka.
"Saat ini pengungsi masih di balai desa karena rumahnya hilang. Kami tangani itu dulu, baru berikutnya penanganan longsorannya," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pacitan Didik Alih Wibowo di Pacitan, Senin.
Data sementara, tujuh desa di dua kecamatan Kabupaten Pacitan diterjang banjir bandang.
Sementara puluhan pemukiman dua desa lain di Kecamatan Kebonagung porak poranda dihantam longsor.
Bencana terjadi pada Sabtu (14/11) sore hingga Minggu (15/11) dini hari, diawali hujan deras yang melanda sebagian besar wilayah Pacitan sejak Sabtu siang.
Baca juga: 4 warga tertimbun longsor di Pacitan
Didik mengatakan, belum ada laporan korban jiwa, namun belasan rumah dilaporkan rusak.
Beberapa desa yang terendam banjir di antaranya adalah Desa Sukoharjo, Kayen, Sirnoboyo, Kembang, Banjarjo, dan Desa Purwoasri.
Banjir juga menyebabkan tanah di ruas jalur lintas selatan (JLS) di wilayah Desa Gawang, Kebonagung longsor. Material longsor menutup sebagian jalan tersebut.
Pascabanjir dan longsor, warga mulai melakukan pembersihan areal pemukiman yang porak-poranda diterjang banjir dan tertimbun lumpur.
Baca juga: Hujan deras di Pacitan rusak jalan dan jembatan
Di Kebonagung, misalnya, puluhan personel terlibat pembersihan sisa banjir di sekitar Puskesmas Kebonagung. Mereka terdiri unsur BPBD, TNI/Polri, Satpol PP, serta relawan dan masyarakat setempat.
Selain itu secara mandiri masyarakat juga membersihkan lumpur di hunian yang sebelumnya ditinggal mengungsi.
"Hari ini kerja bakti di lokasi puskesmas dan juga di desa-desa sekitar. Seperti Banjarjo dan Purwoasri," kata Didik Alih.
Baca juga: Pacitan bangun hunian sementara korban banjir bandang
Sementara itu di lokasi longsor Desa Gembuk, 87 jiwa yang terdampak bencana masih bertahan di pengungsian.
Didik menjelaskan, untuk penanganan pascabencana pihaknya bersama masyarakat dan unsur terkait terus melakukan upaya pemulihan.
Prioritasnya saat ini adalah penanganan pengungsi. Masih ada sekitar 15 KK yang bertahan di balai desa setempat.
Didik mengingatkan adanya fenomena la-nina yang berdampak pada peningkatan curah hujan, sehingga meningkatkan risiko bencana.
Baca juga: Longsor-banjir landa sejumlah wilayah Cilacap
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020