Kami sudah menurunkan 453 warga untuk mengungsi di TPPS Balai Desa

Boyolali (ANTARA) - Warga lereng Gunung Merapi di tiga Desa Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, yang dievakuasi ke tempat penampungan pengungsian sementara (TPPS), sejak dinaikkan status Merapi dari waspada ke siaga hingga Senin ini, mencapai 453 orang.

Menurut Sekretaris Desa (Sekdes) Tlogolele Neigen Achtah Nur Edy Saputra jumlah warga di dukuh yang dievakuasi ke TPPS di Balai Desa Tlogolele Kecamatan Selo Boyolali tersu bertambah kini menjadi 277 jiwa baik anak-anak, balita, lansia, ibu hamil, ibu menyusui, dan disabilitas.

Menurut Edy Saputra pengungsi bertambah karena tingkat kenyamanan orang berbeda-beda, awalnya evakuasi ada 133 orang yang merasa tidak nyaman terkait ancaman bencana erupsi Merapi. Namun, warga yang mengungsi setelah ada sosialisasi kini bertambah menjadi 277 orang.

Sebanyak 277 jiwa yang rentan tersebut terdiri dari anak-anak 47 anak, balita 63, lansia 31 orang, ibu hamil lima orang, ibu menyesuai 63 orang, disabilitas tiga orang, dewasa 65 orang yang tidak nyaman di rumah minta dievakuasi.

"Ada empat dukuh di Desa Tlogolele yang dievakuasi yang masuk rentan yakni Stabelan atau masuk radius 3 Kilometer dari puncak, Takeran (3,5 km hingga 4 km), Belang dan Gumuksari (radius 5 km)," kata Nur Edy Saputra.

Menyinggung soal persediaan logistik untuk warga pengungsi di Desa Tlogolele, kata dia, masih mencukupi untuk empat hingga lima hari ke depan. Namun, untuk bahan kekurangan di TPPS antara lain matras atau kasur, bantal, selimut, kebutuhan wanita seperti sabun, dan kebutuhan bayi seperti susu, makanan bayi, serta pempres.

Selain Desa Tlogolele yang masih kawasan rawan bencana (KRB) III erupsi Merapi di Kabupaten Boyolali yang diinstruksikan untuk mengungsi yakni Klakah dan Jrakah. Namun, Pemdes Jrakah yang telah menyiapkan TPPS untuk warganya di balai desa hingga kini belum ada yang mau dievakuasi.

Baca juga: Saat cari rumput di lereng Merapi, warga diminta waspada

Baca juga: Magelang siap tampung pengungsi jika Merapi erupsi

Kepala Desa Klakah Marwoto mengatakan jumlah warga yang pengungsi di TPPS Balai Desa Klakah yakni dari Dukuh Sumber yang terletak di radius 3 km dari puncak Merapi dan Bakalan radius sekitar 3,5 km hingga 4 km.

"Kami mendata sejak Merapi statusnya naik dari waspada (level II) menjadi siaga (level III) oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), per tanggal 5 November 2020 hingga sekarang jumlah pengungsi di Desa Klakah ada 176 orang," kata Marwoto.

Menurut Marwoto jumlah pengungsi awalnya sebanyak 136 orang, dan tambahan anak-anak pada Minggu (15/11) sore, 40 anak sehingga totalnya 176 orang. Mereka warga asal Dukung Sumber dan Bakalan yang di TPPS balai desa.

Marwoto menjelaskan soal stok logistik untuk mengungsi sangat cukup. Logistik baik dari pemerintah maupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah Boyolali masih cukup.

Menyinggung soal kesehatan lansia dan Balita pada masa pandemi COVID-19, kata Marwoto, tenaga kesehatan (Nakes) terus melakukan pemantauan. Terutama lansia mendapat pantauan khusus soal kesehatannya oleh Nakes, dan hingga sekarang merekan sehat-sehat.

Pemerintah Kabupaten Boyolali sebelumnya mengimbau warga yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) III erupsi Gunung Merapi mau dievakuasi ke tempat penampungan pengungsian sementara (TPPS) balai desa masing-masing.

Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Boyolali, Masruri Pemkab Boyolali sudah instruksikan masyarakat di KRB III Merapi, baik Desa Tlogolele, Klakah dan Jrakah Kecamatan Selo Boyolali segera mengungsi karena Gunung Merapi mulai menunjukkan peningkatan aktivitas.

"Kami sudah menurunkan 453 warga untuk mengungsi di TPPS Balai Desa masing-masing. Masyarakat diimbau untuk turun ke pengungsian sementara," kata Masruri.

Menyinggung soal ketersediaan logistik dalam penanganan bencana, pihaknya telah mempersiapkan dan sudah didorong disalurkan ke masyarakat yang terdampak.

Baca juga: BPBD Sleman waspadai potensi erupsi Merapi ke arah barat

Baca juga: Dinkes Sleman : Belum ada keluhan kesehatan pengungsi erupsi Merapi

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020