Jakarta (ANTARA News) - Bisnis distribusi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 2009 merugi hingga Rp6 triliun, demikian Dirut PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan dalam rapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin.

Kerugian terbesar terjadi pada semester pertama 2009 yakni mencapai Rp5,9 triliun, sambung Karen.

"Pada semester pertama 2009 itu asumsi alpha (biaya distribusi dan marjin pendistribusian BBM bersubsidi) yang dipakai adalah sebesar delapan persen," katanya.

Sisanya, lanjutnya, terjadi pada semester kedua 2009 yang alphanya ditetapkan Rp536 per liter. "Alpha Rp536 per liter itu tidak diberlakukan retroaktif di awal tahun," ujarnya.

Karen melanjutkan, dalam APBN Perubahan 2010, Pertamina mengusulkan besaran alpha sebesar Rp656 per liter yang sudah termasuk marjin Rp100 per liter.

Besaran alpha ini juga dengan asumsi laba bersih Pertamina pada 2010 sebesar Rp25 triliun dan harga minyak Indonesia 77 dolar AS per barel. (*)

K007/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010