Kabupaten Bandung Barat (ANTARA) -- Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana menyatakan, proyek Biomass Operating System of Saguling (BOSS) yang dioperasikan PT Indonesia Power Saguling Pomu di Saguling, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, menjadi terobosan baru dalam pengembangan energi berbasis biomassa di Tanah Air.
"Kita lihat RUPTL, RUEN, kita lihat dinamis teknologi, masyarakat dan global. Kami melihat salah satu dari terobosannya itu yang dilakukan oleh PT Indonesia Power Saguling Pomu,” tutur Dadan saat meninjau proyek BOSS Saguling, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat.
BOSS merupakan program pemanfaatan sampah dan gulma air yang ada di permukaan Waduk Saguling berupa eceng gondok yang tumbuh dan yang terbawa dari aliran sungai Citarum menjadi bahan bakar Pembangkit Listrik (Briket).
Dadan melanjutkan, meskipun proyek BOSS ini masih tergolong skala kecil dan belum dihitung keekonomiannya tetapi Pemerintah tetap mengapresiasi dan meyakini proyek ini akan memacu munculnya proyek terobosan yang lain bahkan dengan skala yang lebih besar.
“Kalau melihat angka dan bangunannya memang tidak besar mungkin yg dihasilkan disini kurang dari 500 ton per hari. Kami dari EBTKE memberikan fokus besar yg contoh-contoh seperti ini nanti mendorong aplikasi baik secara kecil maupun nanti dorongannya ke skala besar,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, General Manajer PT Indonesia Power Saguling Pomu Rusdiansyah menjelaskan bahwa operasi proyek pembuatan biomassa ini dimulai 1,5 tahun yang lalu. Berawal dari upaya pembersihan waduk dari gulma, perusahaan juga berupaya untuk mengalih-profesikan petani kerambak jaring apung di waduk.
“Kami mulai membuat briket dari sampah yg ada di waduk sebanyak 50% dan sampah gulma 50%. Di sini banyak petani keramba jaring apung dan setelah kita teliti kalau keramba jaring apung di waduk ini sudah berlebih dan ini menyebabkan pendangkalan. Karena sisa dari pakan ikan yang tidak habis menjadikan lumpur dan bisa menjadi pupuk bagi gulma. Akhirnya kami membuat program agar petani keramba jaring apung ini beralih menjadi petani briket,” urainya.
Rusdiansyah meyakini briket yang dihasilkan akan memiliki pasar seiring dengan kewajiban penggunaan briket pada PLTU. Hal ini yang dilihat sebagai peluang untuk membuka lapangan perkerjaan bagi masyarakat sekitar. Pihaknya juga memberikan pelatihan-pelatihan kepada kelompok petani jaring apung ini agar bisa membuat briket sendiri. Kedepan program BOSS ditargetkan dapat menjadi proyek pembangkit biomass berkapasitas 2 MW dan produksi massal briket biomass ditargetkan untuk pembangkit lain sebagai co-firing.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020