Jakarta (ANTARA) - Di antara sederet penulis lirik lagu-lagu grup idola K-pop ternama, ada nama Kim Soo-bin, Park Woo-hyun serta Lee Hee-ju yang punya kesamaan minat terhadap musik pop dan tergabung dalam tim bernama danke.
Mereka merupakan sosok di balik lirik lagu solo bergaya Latin milik Jimin BTS, "Filter" (2020), EXO, TWICE, NCT 127, SuperM, Tomorrow X Together (TXT) dan penyanyi IU.
Ketiganya berkisah, orang-orang kerap bertanya apakah bisa membeli gedung bermodalkan biaya hak cipta lirik setelah mereka menulis lirik untuk BTS. Mereka menggelengkan kepala lalu menjelaskan hal ini tidak mungkin. Mengapa?
Baca juga: Taemin SHINee ajak temukan jati diri lewat "IDEA"
Baca juga: Taemin SHINee resmi "comeback" lewat "Criminal"
"Dalam beberapa tahun terakhir, banyak penulis lirik bekerja sama dalam satu lagu dan berbagi keuntungan. Tetapi sebagian besar lagu pop tidak bertahan lama di tangga lagu streaming dan hilang dari radar hanya dalam beberapa hari setelah rilis," ujar Woo-hyun seperti dikutip dari The Korea Times, Senin.
Hee-ju mengatakan, penulis lirik sering dianggap kaya. Padahal, dia dan rekannya sering kali butuh waktu bertahun-tahun untuk debut dan mendapatkan penghasilan minimum untuk hidup.
"Jadi aku selalu menyarankan penulis lirik yang bercita-cita tinggi untuk tetap bekerja sampai mereka menerima royalti yang cukup," kata dia.
Persaingan dan kiat bertahan
Di sisi lain, para penulis lirik juga menghadapi persaingan. Label rekaman K-pop menerima lusinan versi lirik tidak hanya untuk single utama, tetapi juga untuk B-side album. Label bisa memilih bagian draft yang disukai dan menggabungkannya menjadi satu. Kemudian, mereka bekerja dengan penulis lirik beberapa kali untuk modifikasi.
Ketika ditanya cara danke bertahan dalam kompetisi ini, mereka mengatakan semua ini karena visi bersama.
"Sebagai sebuah tim, kami bisa memunculkan berbagai ide kapan pun kami mau. Kami juga dapat menghemat waktu yang dibutuhkan untuk modifikasi karena pada dasarnya kami berbagi ide yang beraneka ragam," ujar Soo-bin.
Biasanya mereka membutuhkan waktu sekitar tiga jam atau kurang dari itu untuk menyelesaikan lirik untuk satu lagu. Dalam seminggu, mereka bisa mengerjakan 6-10 buah lagu.
Apa yang mereka lakukan pertama kali saat menerima tawaran dari sebuah label? Danke menuturkan, pertama-tama mempelajari aktivitas musik penyanyi, membaca wawancara mereka untuk mengetahui kata-kata atau ekspresi yang sering dia gunakan.
Secara pribadi, Hee-ju memilih lirik "Criminal" yang dibawakan Taemin SHINee sebagai salah satu karyanya yang paling menantang.
"Taemin memberi kami petunjuk yang sangat spesifik, membuat kami merasa seperti berbicara langsung dengannya. Tapi modifikasinya memakan waktu lama dan kami memang mengalami beberapa liku-liku dalam prosesnya. Tapi versi terakhir dari liriknya sangat bagus dan kami sangat puas," kata dia.
Dia juga menyebut Jimin BTS, yang mampu tampil memukau melalui lagu "Filter" selama konser online BTS "BTS MAP OF THE SOUL ON: E" pada Oktober lalu.
"Jimin memiliki suara yang lembut, kami ingin membuat 'Filter' terdengar menyegarkan dan seksi. Selain itu, untuk memenuhi preferensi Big Hit Entertainment, kami juga menemukan kata-kata yang lebih provokatif dari biasanya," ujar Hee-ju.
Baca juga: Di balik "Dynamite" BTS dan bocoran musik baru mereka
Baca juga: Jin BTS "mas ganteng" hingga olahraga andalan Jungkook
Apa mereka bertemu langsung para idola?
Hee-ju, Soo-bin dan Woo-hyun sepakat mengatakan tidak. Ketiganya hanya bertemu para idola K-pop di konser atau showcase album mereka.
Mereka mengatakan, hidup sebagai penulis lirik terkadang mengorbankan banyak hal, salah satunya kesehatan karena profesi ini sangat menghabiskan energi dan tidak memiliki jadwal yang teratur.
"Terlepas dari semua kesulitan, ini adalah momen impian yang menjadi kenyataan bagi kami sekarang. Kami merasa sangat dihargai ketika kami mendengar lirik kami di konser," demikian ujar Hee-ju.
Baca juga: Jimin BTS nomor satu reputasi merek grup idola K-pop pria Juli
Baca juga: Cerita Jimin BTS jadi manager proyek album baru grupnya
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020