"Betul, operasional ditunda karena perbaikan belum selesai," kata Kapoltabes Barelang Kombes Leonidas Braksan usai bertemu manajemen Drydocks di Batam, Minggu.
Ia mengatakan kerusakan di kawasan galangan kapal Drydocks World Graha cukup parah sehingga membutuhkan waktu pemulihan lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.
Mengenai gaji karyawan selama masa pemulihan galangan kapal, ia mengatakan tetap dipenuhi sesuai peraturan yang berlaku. "Selama tidak operasional, hak karyawan tetap dipenuhi," katanya.
Sementara itu, Chief Executive Officer Drydocks World Asia Tenggara Denis Welch mengharapkan kondisi kerja di Drydocks World Graha di Tanjunguncang, Batam, dapat segera pulih agar dapat menyelesaikan pesanan sesuai jadwal.
"Kami sedang mengerjakan beberapa proyek, di antaranya `jack-up` dan `rig semi-submersible` yang hanya bisa dioperasikan di wilayah tertentu di dunia," katanya.
Welch mengatakan sudah berkomunikasi dengan pimpinan dua pemesan dari luar negeri supaya tidak khawatir sebab pengerjaan akan terus berlanjut dan selesai sesuai dengan jadwal.
Pengoperasian kembali perusahaan, akan berguna guna menjaga nama baik perusahaan, Kota Batam dan juga Indonesia pada umumnya. Insiden pada Kamis pagi merupakan pengalaman traumatik bagi dirinya secara pribadi maupun sejawatnya.
Kompleks Drydocks World Graha (PT Graha Trisakti Industri) pada Kamis (22/4) pagi diamuk ribuan pekerja yang tersinggung ucapan seorang penyelia berkebangsaan India, sehingga anak perusahaan dari Drydocks World Dubai itu lumpuh untuk sementara.
Drydocks World Graha berdiri sejak 2007 setelah induknya di Dubai mengakuisisi saham Labroy Pte Ltd., Singapura. Industri peralatan pengeboran minyak dan gas lepas pantai itu terletak di atas lahan seluas 49,5 haktare, berdekatan dengan Drydocks World Pertama dan Drydocks World Nan Indah.
Welch menjelaskan, Drydocks Graha mempekerjakan hampir 20.000 orang, dan sebagai pimpinan untuk wilayah Asia Tenggara ia menjalankan misi meningkatkan jumlah karyawan tetap serta membangun pusat pelatihan.(Y011/B/S004/S004)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010
selanjutnya, Drydock perlu juga menatar WNA tentang sopan santun ketimuran