Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pekerjaan Umum menargetkan, penyelesaian pembangunan Proyek Waduk Jatigede, Sumedang, Jawa Barat pada 2014.
"Kami targetkan 2014 sudah selesai. Tepatnya Mei 2014 sudah final. Target pengairan sendiri sudah bisa dimulai 1 Oktober 2013," kata Dirjen Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum, Moch Amron saat dihubungi di Jakarta, Minggu.
Amron menjelaskan, proyek yang digagas sejak tahun 60-an ini memiliki fungsi strategis antara lain untuk mencegah meluasnya lahan kritis di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk-Cisanggarung seluas 7.711 km persegi.
Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung membentang di dua propinsi yakni Jawa Barat meliputi Kabutan Garut, Sumedang, Majalengka, Cirebon, Indramayu, Kuningan serta Kota Cirebon dan provinsi Jawa Tengah di Kabutapen Brebes.
Saat ini lahan krisis di DAS Cimanuk saja sudah mencapai sekitar 110 ribu ha atau sekitar 31 persen, sementara potensi air Sungai Cimanuk di rentang ra-rata sebesar 4,3 miliar meter kubik per tahun dan hanya dimanfaatkan 28 persen saja, sisanya terbuang ke laut karena belum ada waduk.
"Makanya nanti, jika waduk ini selesai bakal menjadi waduk nomor dua setelah Jatiluhur dengan debit air mencapai 1 miliar kubik per tahun," katanya.
Pada kawasan itu pula, saat ini hanya mengandalkan sistem irigasi rentang seluas 90 ribu ha yang hanya mengandalkan pasokan air dari sungai Cimanuk, sehingga saat kemarau selalu mengalami defisit air irigasi yang menyebabkan kekeringan.
Kondisi kekeringan itu termasuk melanda wilayah hilir sungai Cimanuk yakni di sekitar Pantura Cirebon Indramayu yang mengalami krisis ketersediaan air baku untuk keperluan domestik, perkotaan dan industri.
"Karena itu, Waduk Jatigede sangat ditunggu guna mengatasi krisis air, baik untuk irigasi rentang maupun air baku untuk air bersih," katanya.
Pihaknya mengaku, target penyelesaian Waduk Jatigede terkendala oleh beberapa hal di antaranya penyelesaian pembebasan lahan serta komunikasi yang terus dilakukan bersama empat kontraktor Indonesia dan Sinohydro Corp, China.
Hingga tahun anggaran 2009, total lahan yang telah dibebaskan sekitar 75 persen terdiri atas lahan masyarakat sekitar 3.455,37 ha dan lahan yang merupakan kawasan hutan 185 ha. Sisanya sekitar 1.305 ha belum terbebaskan, dari total lahan seluas 4.946 ha.
"Kami masih memonitor kondisi alam dan sosial dalam pembebasan lahan. Untuk sosial akan ada 5.500 KK yang akan direlokasi tempat tinggal," katanya.
Pada mulanya program pembangunan Waduk Jatigede adalah 10 tahun, namun pelaksanaanya dipercepat sehingga hanya memakan waktu enam tahun. Investasi waduk yang menyimpan potensi pembangkit listrik 110 mw ini, terdiri atas dua sumber.
Sumber pertama pinjaman dari BUMN China sebesar 144,067 juta dolar AS dan sisanya dari lokal, 239,573 juta dolar AS.
Skala ekonomis
Ia juga menyatakan proses pembangunan waduk Jatigede saat ini sudah mencapai 23 persen dan berdasarkan studi, memiliki rentang pemanfaatan skala ekonomis selama 50 tahun.
Meski begitu, jika ada upaya pemeliharaan yang baik dari seluruh pemangku kepentingan, maka pemanfaatannya bisa bertahan hingga puluhan tahun berikutnya.
"PU juga tidak bisa bekerja sendiri. Butuh pemantauan dari hulu, mulai Gunung Papandayan, Garut untuk melakukan pengendalian erosi saat hujan. Ada dua kajian, sipil dilakukan oleh kami, dan vegetatif oleh (Kementerian) Pertanian dan Kehutanan. Jadi kita harus kerja sama dengan beberapa stakeholder," ungkapnya.
Proyek Waduk Jatigede sejatinya telah dirintis pada 1970. Tujuan pembangunan Waduk Jatigede adalah untuk mengairi 90 ribu ha areal persawahan, menghindari banjir di daerah yang rentan seperti Indramayu dan Cirebon.
Juga menyuplai air baku untuk minum 3.500 liter per detik dan berpotensi menghasilkan listrik 110 mega watt."Untuk urusan listrik, akan dilakukan pada tahap II oleh PT PLN," katanya.(E008/S004)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010
Mereka Semua Penjajah Qta, Kadang Pemerintah Buta Menanggapi Hal Ini, Mereka Walau Sipit Tapi Mereka Melihat Dengan Jelas Bagai Mana Cara Untuk Menjajah Negara Indonesia, Tapi Pemerintah Qt Malah Terbuai Dengan Hal Itu, Mereka begitu Haus Akan Uang.
Wadu k jati gede teh ulah hilap kucuran Dana Kangge masarakat nu Bade buka tempat usaha ulah dipersulit .sareng nu daramel di daerah tempat wisata utamakan Daerah Setempat .ulah nu laen .kahade emut emut Ah bilih bedah kena
Ti baheula ditungguan bet teu anggeus-anggeus wae
Th 70an geus aya Prancis,les leungit.Ayeuna cenah aya Cina,mana buktia?
Buru atuh yi,kesel nungguan aa teh yeuh,panggentian mah geus erep,da murah atuh harita mah,jaba di cokleg aparat desa sawareh,kongkalingkong jeung Sumedang. Bae dirido keun we,geus paraeh ieuh nu narilep na oge,DER.....! Ulah kalahka omong, hayang geura nempo ngemplang na.......