Washington (ANTARA News/Reuters) - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, pada Sabtu menyebutkan bahwa pembunuhan warga Armenia oleh pasukan Turki di era Perang Dunia I sebagai salah satu tindakan kejam abad ke-20, tetapi ia menghindari penyebutan dengan istilah "genosida".

Turki merasa keberatan atas pembunuhan itu disebut "genosida" dan Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan mengatakan keterangan Obama masuk ke hal-hal "sensitif" dari negerinya. Tetapi satu kelompok Armenia yang berkedudukan di AS mengatakan apa yang disampaikan Obama mengecewakan.

"Pada hari yang kelam ini kita sejenak mengenang apa yang terjadi 95 tahun lalu yakni salah satu tindakan kejam abad ke-20. Dalam lembaran sejarah gelap 1,5 juta orang Armenia dibunuh secara massal atau dibawa ke kematian mereka pada hari-hari di penghujung kekuasaan Kekaisaran Ottoman," kata Obama dalam satu pernyataan yang dikeluarkan Gedung Putih.

Perkataannya disampaikan pada saat bersamaan Armenia menandai ulang tahun ke-95 pembunuhan warga Armenia di era Perang Dunia I oleh Turki Ottoman, dan proses persetujuan perdamaian dengan Turki gagal dan permusuhan dengan Azerbaijan merebak kembali.

Persetujuan antara Turki dan Armenia untuk menjalin hubungan diplomatik dan membuka kembali perbatasan keduanya runtuh pada Kamis ketika Armenia menangguhkan ratifikasi tuntutan Turki bahwa pihaknya yang pertama membuat perdamaian dengan Azerbaijan terkait soal kawasan Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri.

Obama pernah menggunakan istilah genosida ketika ia sebagai calon presiden tetapi tidak lagi mengunakannya sejak menjadi presiden pada Januari 2009.

Ia mengatakan pembunuhan tahun 1915 jangan terulang, tetapi secara hati-hati menghindari ucapan yang bisa menimbulkan perdebatan mengenai apakah Turki bertanggung jawab atas tindakannya terhadap warga Armenia.

(Uu.M016/M016/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010